Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Siapakah Dia Ibu Negara Penjahit Sang Saka Merah Putih yang Ternyata Tumbuh dari Keluarga Muhammadiyah

Foto : Istimewa

Grafis Ibu Fatmawati oleh Tim Grafis PP Muhammadiyah.

A   A   A   Pengaturan Font

Saat Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923, Muhammadiyah belum memiliki cabang resmi di luar Jawa. Tetapi, antara tahun tersebut hingga 1925 saat kedatangan pendiri Sarekat Ambon Alexander Jacob Patty di Bengkulu untuk menjalani masa pembuangannya, ditengarai sebagai tahun berdirinya Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi pergerakan di Bengkulu.

Dalam otobiografi Fatmawati,Catatan Kecil Bersama Bung Karno(1985) Muhammadiyah ketika itu langsung memanfaatkan kehadiran AJ Patty untuk turut berkiprah dalam pengembangan pendidikan Muhammadiyah-yang kemudian segera dianggap oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai ancaman.

Keputusan Muhammadiyah Bengkulu itu mengakibatkan ayah Fatmawati, Hassandin-yang merupakan pegawai perusahaan lima besar Belanda bernama Borsumy (Borneo-SumateraMaatschappij) sekaligus menjabat sebagai sekretaris Muhammadiyah-dituntut oleh pemerintah kolonial untuk memilih satu di antara dua pilihan: keluar dari Borsumy atau menghentikan kegiatannya di Muhammadiyah yang seringkali konfrontatif terhadap pemerintah melalui rapat atau arak-arakan yang berujung di kantor polisi.

Suasana tanah air pada 1923-1930 yang subur oleh pergerakan nasional membuat Hassandin tidak berpikir panjang untuk keluar dari zona nyaman menjadi pegawai Borsumy dan memulai hidup dengan pendapatan tak menentu atas keputusannya untuk tetap berkhidmah pada Muhammadiyah sebagai jalur perjuangan kemerdekaan.

Tak kalah dengan Hassandin yang terkenal militan pada Muhammadiyah, ibu Fatmawati-Siti Jubaidah aktif di dalam 'Aisyiyah guna memberikan ketrampilan atau mengajar baca tulis.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top