Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Setelah Soeharto "Bertakhta" di Astana Giribangun

A   A   A   Pengaturan Font

Soeharto, menurut budayawan Kuntowijoyo, tipe manusia yang bertindak berdasarkan keyakinan (an act of faith), bukan akal (an act of reason). Karena itu, meski tindakan dan ucapannya mengejutkan banyak pihak, dia tak pernah ragu memutuskan sesuatu. "Saya bertindak atas keyakinan saya sendiri," tegasnya.

Sikap seperti itu bisa jadi merupakan buah pengalaman karena sejak muda sudah menyepi ke kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Di situlah, dia mendapat keyakinan, jangan ragu untuk pasrah kepada Sang Kuwasa agar selalu dilindungi atau disembuhkan dari berbagai penyakit (hal 183).

Setelah itu, Soeharto menghadapi kondisi yang menyerempet bahaya mulai dari perang, operasi militer, pemberontakan, sampai pembajakan.

Kancah yang keras itu memberinya banyak kesempatan untuk menaikkan citra. Misalnya, pada Maret 1981, dia mengirim pasukan untuk membebaskan pesawat DC-9 Woyla. Pesawat Garuda itu dibajak di Bandara Don Muang, Thailand. Operasi pembebasan sukses. Pemerintah Indonesia mendapat pujian internasional.

Bapak Pembangunan itu juga mampu memperhatikan sesuatu secara detail seperti angka-angka berkaitan pertanian. Dia sering menunjukkan kebanggaan terhadap hasil pertanian dan kekayaan laut. Saat mancing bersama tujuh kawannya selama dua jam mendapat 224 ikan. Hampir separuhnya hasil pancingan Soeharto. "Entuk maneh. Entuk maneh," begitu dia mendendangkan kalimat yang berarti dapat lagi, dapat lagi.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top