Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Serangan Pesawat Tak Berawak As Di Afghanistan, Tewaskan 10 Keluarga Sipil

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pada tanggal 29 Agustus, di hari-hari terakhir pendudukan kami selama 20 tahun di Afghanistan, Amerika Serikat melancarkan serangan pesawat tak berawak, menembakkan rudal Hellfire seberat 20 pon ke seorang pekerja bantuan bernama Zemari Ahmadi saat dia memarkir mobilnya di luar rumahnya di sebuah perumahan lingkungan Kabul. Serangan mematikan itu menewaskan Ahmadi dan sembilan anggota keluarganya, termasuk tujuh anak, lima di antaranya berusia di bawah sepuluh tahun. Anak-anak datang ke luar untuk menemui Ahmadi saat dia pulang dari pekerjaannya di sebuah LSM Amerika di mana dia membagikan makanan kepada warga Afghanistan yang terlantar akibat perang. Dia dan keluarganya telah mengajukan permohonan pemukiman kembali pengungsi di Amerika Serikat.

Ketika seorang anggota keluarga Ahmadi yang masih hidup mengeluh secara terbuka tentang serangan yang salah yang membantai begitu banyak anggota keluarganya, Pentagon melakukan apa yang telah dilakukannya selama 20 tahun di Afghanistan. Itu berbohong.

Menurut New York Times, Pentagon mengklaim bahwa Ahmadi adalah fasilitator untuk ISIS, dan mobilnya penuh dengan bahan peledak, yang merupakan ancaman bagi pasukan AS yang menjaga evakuasi di bandara Kabul. Jenderal Kenneth F. McKenzie Jr., komandan Komando Pusat AS, mengatakan serangan pesawat tak berawak itu memberikan pukulan telak bagi ISIS Khorasan. Jenderal Mark A. Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, menyebutnya sebagai "pemogokan yang benar."

Ketika dikonfirmasi bahwa anak-anak berusia dua tahun tewas dalam serangan itu, Pentagon menyatakan bahwa setiap kematian warga sipil diakibatkan oleh ledakan bahan peledak di dalam kendaraan yang menjadi sasaran. Militer menghasilkan penilaian bahwa penumpang kendaraan itu mengenakan rompi bunuh diri dan mobil itu sendiri penuh dengan bahan peledak.

Sebagian besar serangan drone kami terjadi di daerah terpencil dan tidak ada investigasi lanjutan yang pernah dilakukan. Namun, pembantaian keluarga Ahmadi terjadi dua mil dari bandara Kabul, di mana wartawan Amerika ditempatkan untuk meliput evakuasi pasukan dan sekutu AS yang kacau balau. Beberapa hari setelah serangan pesawat tak berawak yang mematikan, wartawan dari New York Times melakukan penyelidikan menyeluruh, mengunjungi rumah dan tempat kerja Ahmadi, melihat rekaman video dari kamera keamanan, dan berkonsultasi dengan ahli senjata.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top