Sentimen Eksternal Masih Dominan Awal Pekan Ini
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Data positif ekonomi Amerika Serikat (AS) bakal mendorong penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Pengamat Pasar Uang, Lukman Leong melihat rupiah pekan depan masih akan dipengaruhi sentimen eksternal dengan fokus utama data inflasi AS yang akan dirilis pada 11 Desember mendatang. Selain itu, sentimen keterpilihan Donald Trump sebagai Presiden AS dan situasi geopolitik masih berpotensi kembali menekan rupiah.
Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (9/12), bergerak di kisaran 15/750 – 16.000 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Jumat (6/12) sore, menguat 17 poin atau 0,11 persen menjadi 15.845 rupiah per dollar AS. Penguatan terjadi menjelang rilis data ketenagakerjaan Non-Farm Payroll AS
“Rupiah menjelang rilis data NFP Amerika malam nanti waktu Indonesia diperkirakan menguat seiring dengan penurunan indeks dollar AS,” kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat pekan lalu.
Non-Farm Payroll diperkirakan naik dan akan menjadi pertimbangan bank sentral AS atau The Fed untuk prospek pemangkasan suku bunga kebijakannya, Fed Funds Rate (FFR) Desember 2024.
Namun, lanjut Rully, data klaim pengangguran AS meningkat pada pekan yang berakhir 30 November, yakni naik 9 ribu menjadi 224 ribu.
Dari domestik, cadangan devisa Indonesia pada November 2024 turun manjadi 150,2 miliar dollar AS.
Berita Trending
- 1 Dorong Industrialisasi di Wilayah Transmigrasi, Kementrans Jajaki Skema Kerja Sama Alternatif
- 2 Tak Sekadar Relaksasi, Ini 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Spa untuk Kesehatan
- 3 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 4 J-Hope BTS Rilis Musik Baru Maret Tahun Ini
- 5 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Biofeedback untuk Kesehatan