Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sempat Dikritik, Ini 5 Alasan Mengapa Cuti Ayah Diperlukan

Foto : ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo

Seorang ayah mengawasi anaknya bermain saat mengikuti pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas 1 Denpasar Timur, Bali, Selasa (2/4/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

3. Menormalisasi peran ayah dalam pengasuhan

Secara norma sosial dan budaya, cuti ayah akan menjadi salah satu bentuk normalisasi keterlibatan ayah, dalam hal ini laki-laki, dalam pengasuhan dan pendidikan anak.

Di Indonesia, beban pengasuhan dan pendidikan anak sebagian besar masih ditanggung oleh ibu. Ini karena masih kuatnya narasi bahwa peran perempuan adalah sebagai pendamping suami dan pendidik anak. Konsep ini dikenal dengan istilah ibuisme, yang dilanggengkan secara kuat pada masa orde baru.

Konsep ibuisme tampaknya masih terus ada pada masa kini meskipun sudah banyak perempuan yang bekerja di ranah publik. Kritik terhadap konsep ibuisme di sini lebih kepada bagaimana narasi ini seolah menyepelekan peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak.

Padahal, riset membuktikan keterlibatan ayah yang tinggi dalam pengasuhan dan pendidikan anak juga dapat mengurangi potensi terjadinya kekerasan domestik. Hal ini karena anak jadi belajar sejak dini bahwa baik ayah maupun ibu memiliki kapasitas yang sama dalam memberikan kasih sayang dan pengasuhan berkualitas.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top