Sempat Dikritik, Ini 5 Alasan Mengapa Cuti Ayah Diperlukan
Seorang ayah mengawasi anaknya bermain saat mengikuti pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas 1 Denpasar Timur, Bali, Selasa (2/4/2024).
Normalisasi keterlibatan ayah dalam pengasuhan juga berpotensi mengurangi konstruksi maskulinitas beracun yang menempatkan laki-laki hanya dalam kapasitasnya sebagai pemberi nafkah dan dianggap tidak memiliki kompetensi emosional.
4. Kesetaraan di tempat kerja
Perempuan yang melahirkan memiliki kemungkinan hambatan karier yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Banyak perempuan harus mengambil cuti untuk melahirkan, yang kadang berulang kali. Hal ini membuat mereka otomatis tertinggal dalam progres kariernya, meskipun kapasitas mereka sering tidak kalah dibanding kolega lelakinya. Beban pengasuhan pada perempuan juga membuat banyak dari mereka yang terpaksa harus berhenti bekerja.
Terlebih lagi, diskriminasi dan stigma di tempat kerja masih sering dilakukan oleh pemberi kerja kepada perempuan. Hal ini terjadi karena pemberi kerja cenderung menilai kriteria produktivitas berdasarkan jumlah jam kerja, tanpa mempertimbangkan efisiensi, kreativitas, dan pemecahan masalah sebagai kriteria penilaian produktivitas.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya