Minggu, 24 Nov 2024, 18:52 WIB

Ratusan Pemantau Pemilu Asing Tertarik Lihat Langsung Persaingan Luluk-Khofifah-Risma

(Dari kiri) Para komisioner; Eka Wisnu Wardhana, Nur Salam, dan Insan Qoriawan, menyanyikan Lagu Indonesia Raya saat peluncuran Data Center KPU Jatim, di Surabaya, Minggu (24/11).

Foto: Koran Jakarta/ Selocahyo

SURABAYA - Komisi Pemilihan Umum RI baru-baru ini telah menunjuk KPU Jatim sebagai tuan rumah program Election Visit Program (EVP) untuk ratusan lembaga pemantau pemilu dari 36 negara. 

Komisioner KPU Jatim Divisi Sosdiklih dan Parmas, Nur Salam, pada Minggu (24/11), mengatakan, selain ratusan lembaga pemantau, ajang pilkada Jatim juga akan ditinjau langsung oleh perwakilan dari 47 kedutaan asing, 24 Non-Governmental Organization (NGO), dan lima dari universitas luar negeri. 

"Suatu kehormatan menjadi tempat kunjungan 36 negara yang memantau langsung dan melakukan studi di Jatim. Ada Brazil, Amerika, negara-negara dari Asia dan lain-lain," tuturnya di Surabaya, saat meluncurkan Data Center. 

Nur Salam menambahkan, kunjungan dan pemantauan tersebut akan difokuskan pada sejumlah leokasi yang tersebar di Sidoarjo dan Surabaya. 

"Pemantauan termasuk meliputi proses pemungutan dan penghitungan suara. Lokasi-lokasi yang menjadi tujuan antara lain Liponsos Keputih Surabaya, dan Lapas Porong di Sidoarjo," tuturnya. 

Pada kesempatan itu, Sekertaris KPU Jatim, Nanik Karsini, menjelaskan, program KPU RI tersebut sudah berjalan sejak tahun 2015 hingga 2024. 

Sedangkan alasan lokasi pemantauan karena seluruh kontestan yang berlaga di Pilgub adalah perempuan, dan adanya calon tunggal di sejumlah daerah seperti di Surabaya. 


"Kenapa Jatim menjadi tuan rumah, mempertibangkan konteks learning, karena kandidatnya (Pilgub) tiga-tiganya perempuan dan ada calon tunggal, dan kemudhan akses bandara," tuturnya. 

Nanik menambahkan, dari 257 undangan untuk lembaga pemantau yang sudah disebar, telah terkonfirmasi 103 pihak yang akan hadir. 

"Mereka akan datang besok tanggal 25 dan melakukan kegiatan hingga Kamis tanggal 28. Di tanggal 26 ada city tour ke Museum Surabaya, Monumen Suro dan Boyo, dan melihat TPS di Kampung Ketandan, serta mini talk show di Hotel Majapahit," ujar dia. 

Dalam paparannya, Nanik mengungkapkan bahwa EVP adalah bagian dari gerakan Strengthening Democracy (Memperkuat Demokrasi).Demokrasi yang kuat tergantung pada partisipasi aktif dari masyarakat di semua level, termasuk di tingkat lokal. Dengan memperkuat suarasuara lokal, kita memperkaya sistem demokrasi dan memastikan bahwa keputusan politik lebih inklusif dan mencerminkan beragam kebutuhan masyarakat.|ni juga melibatkan penguatan institusi demokrasi di daerah, seperti pemilihan kepala daerah yang adil, transparansi dalam pemerintahan lokal, serta peningkatan partisipasi warga dalam proses politik. 

Selain itu, EVP juga merupakan Fostering National Unity (Memupuk Kesatuan Nasional): Dengan memberdayakan suara lokal, demokrasi tidak hanya diperkuat, tetapi juga berkontribusi pada kohesi sosial dan kesatuan nasional. Ketika masyarakat merasa bahwa suara dan kepentingan mereka didengar dan diperhitungkan, mereka cenderung merasa lebih terhubung dengan negara dan lebih hersedia untuk bekerja sama demi kepentingan nasional.

"Tema ini menunjukkan bahwa meskipun masyarakat Indonesia sangat beragam, partisipasi aktif dari berbagai kelompok lokal dapat memperkuat persatuan di seluruh negara, melalui dialog dan partisipasi politik yang sehat."

Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: