Kamis, 06 Feb 2025, 20:40 WIB

Sekolah Tahan Gempa di Garut Siap Digunakan

Seorang guru berjalan melewati bangunan ruang kelas ramah lingkungan dengan dinding dari bata plastik dan tahan gempa di SD Negeri 4 Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (6/1/2025).

Foto: ANTARA

GARUT– Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin, menyatakan pembangunan dua sekolah dasar berbasis ramah lingkungan dan tahan gempa di Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah selesai dan bisa digunakan siswa untuk kegiatan belajar mengajar.

"Dengan selesainya renovasi bangunan, maka proses belajar mengajar bisa dilaksanakan, anak-anak bahagia, lalu kemudian bangunan ini bukan bangunan biasa, bangunan tahan gempa terbuat dari daur ulang sampah plastik," kata Barnas saat peresmian dan serah terima pembangunan kembali SDN 3, dan 4 Barusari di Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Kamis (6/2).

Dia menuturkan pembangunan ruang kelas belajar dari bahan bangunan tahan dan aman dari guncangan gempa bumi itu merupakan bantuan yang dilakukan secara kolaborasi yakni Pemkab Garut, kemudian Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa.

Bangunan sekolah yang sebelumnya rusak akibat guncangan gempa bumi pada September 2024 lalu itu, kini sudah bisa digunakan lagi oleh siswa dan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara aman, nyaman, dan tenang.

Dia menyampaikan adanya bantuan dari yayasan maupun perusahaan tersebut dapat meringankan beban anggaran pemerintah daerah dalam pembangunan ruang kelas belajar di Garut.

"Sangat membantu, karena yang harusnya kita bangun, terus kita dibantu oleh mereka tentu ada anggaran yang bisa efisien untuk bangunan di desa-desa lain yang membutuhkan," katanya.

Dia menyampaikan terima kasih adanya kepedulian terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Garut, terutama yang terdampak bencana alam gempa bumi sehingga sekolah yang tadinya rusak sekarang sudah berdiri bagus dan kokoh dengan bahan bangunan ramah lingkungan serta aman dari gempa.

Pembangunan ruang kelas belajar ramah lingkungan dan tahan gempa itu, oleh Pemkab Garut akan menjadi contoh untuk sekolah lain yang diharapkan bisa diterapkan dalam mewujudkan sekolah yang aman, dan nyaman.

"Nanti saya akan ekspos bahwa mencontohlah sekolah lain untuk seperti ini," katanya.

Kepala SD Negeri 4 Barusari, Jubaedah mengungkapkan rasa bangga karena sekolah yang sebelumnya rusak akibat bencana gempa bumi sudah bisa kembali ditempati dengan kondisi yang lebih bagus, dan memiliki keunggulan tahan gempa.

Dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh donatur yang sudah membantu mewujudkan ruang kelas belajar yang baru, nyaman, aman, dan menyenangkan, terutama guru maupun siswa tidak lagi takut tertimpa bangunan apabila terjadi gempa.

"Sehingga kami bisa memberikan pendidikan yang lebih baik," katanya.

Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito, Fifi Pangestu, menyampaikan pembangunan ruang belajar itu dilakukan secara bersama-sama yang memiliki prioritas sama untuk memulihkan kondisi bangunan dampak bencana alam gempa bumi melanda Garut pada September 2024.

Pembangunan dua sekolah itu, merupakan kolaborasi atau kemitraan antara Yayasan Bakti Barito, Kita Bisa, dan Happy Hearts Indonesia, bersama sukarelawan dan donatur dari seluruh Indonesia.

"Ketika kita bersatu kita bisa menciptakan perubahan nyata, bersama kita berhasil menggalang 1,7 miliar rupiah untuk membangun dua sekolah," kata Fifi.

Sementara itu, sekolah ramah lingkungan dan tahan gempa dibangun dengan dinding dari bahan bata plastik hasil daur ulang sampah plastik sebanyak 9,4 ton.

Redaktur: Bambang Wijanarko

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: