Sekjen PBB Serukan Penghentian Segera Pertikaian di Suriah
Hingga 30 November, lebih dari 48.500 orang telah mengungsi di Idlib dan Aleppo utara, lebih dari setengahnya adalah anak-anak, kata PBB.
Foto: AFP/CARLOS COSTANEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan penghentian segera pertikaian di tengah eskalasi kekerasan yang terjadi baru-baru ini di Suriah, demikian disampaikan Juru Bicara (Jubir) Sekjen PBB Stephane Dujarric pada Senin (2/12).
Guterres khawatir dengan eskalasi kekerasan yang terjadi baru-baru ini di wilayah Suriah barat laut, ungkap Dujarric dalam sebuah konferensi pers harian.
Sekjen PBB tersebut menyerukan penghentian segera pertikaian, mengingatkan semua pihak akan kewajiban mereka di bawah hukum internasional, termasuk hukum humaniter, dan mendesak untuk segera kembali ke proses politik yang difasilitasi oleh PBB sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2254 Tahun 2015.
Pernyataan Guterres itu dilontarkan setelah Hayat Tahrir al-Sham, sebuah grup yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Dewan Keamanan PBB, dan faksi-faksi oposisi sekutunya melancarkan serangan pemberontak besar-besaran pekan lalu di Aleppo, Suriah barat laut, mengubah garis depan yang berada dalam kondisi statis sejak 2020.
Menurut Dujarric, ada beberapa laporan mengenai kematian warga sipil, pengungsian puluhan ribu orang, kerusakan infrastruktur sipil serta gangguan pada layanan-layanan penting dan bantuan kemanusiaan.
Guterres menyerukan kepada semua pihak untuk melindungi warga sipil dan objek-objek sipil, termasuk dengan mengizinkan jalur yang aman bagi warga sipil untuk mengungsi dari pertikaian.
Guterres juga menekankan perlunya semua pihak secara serius menjalin komunikasi dengan utusan khususnya untuk Suriah guna memetakan solusi konflik yang komprehensif, sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2254 Tahun 2015.
"Rakyat Suriah telah mengalami konflik selama hampir 14 tahun. Mereka berhak mendapatkan cakrawala politik yang akan memberikan masa depan damai, bukan lebih banyak pertumpahan darah," katanya.
Berita Trending
- 1 Jangan Lupa Nonton, Film "Perayaan Mati Rasa" Kedepankan Pesan Tentang Cinta Keluarga
- 2 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 3 Trump Mulai Tangkapi Ratusan Imigran Ilegal
- 4 Menkes Tegaskan Masyarakat Non-peserta BPJS Kesehatan Tetap Bisa Ikut PKG
- 5 Keren Terobosan Ini, Sosialisasi Bahaya Judi “Online” lewat Festival Film Pendek
Berita Terkini
- Pembaruan Museum Wayang untuk Wujudkan Jakarta sebagai Pusat Budaya
- Alissa Wahid sesalkan terbitnya Pergub DKI soal poligami
- Tim SAR gabungan evakuasi tiga jenazah mahasiswa di sungai Maros
- Iqbaal Ramadhan Ungkap Pendalaman Karakter dalam Film ‘Perayaan Mati Rasa’
- Bulan Depan WHO ke Indonesia. BPOM Langsung Cek Kesiapan Lab Uji Klinis