Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 18 Mei 2019, 01:00 WIB

Sehat dan Bermanfaat di Gentala Arasy Jambi

Foto: koran jakarta/m aden maruf

Kota Jambi, sebagai Ibu Kota Provinsi Jambi, memiliki daya tawar di segala aspek, termasuk destinasi wisata. Dari sekian banyak destinasi wisata, salah satu yang bisa jadi pilihan saat berlibur di Jambi yaitu Gentala Arasy.

Gentala Arasy berada di Sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Menariknya, Gentala Arasy bukanlah satu-satunya tempat wisata. Para pelancong bisa menikmati paket wisata yang ada di Gentala Arasy.

Paket wisata di Gentala Arasy ini selain murah juga menyehatkan. Menyehatkan, karena dalam daftar pertama paket wisata, Gentala Arasy menyuguhkan sebentang jembatan dengan panjang 503 meter dan lebar 4,5 meter khusus bagi pedestarian.

Jembatan yang membentang menyerupai huruf S itu mampu membuat pengunjung berkeringat ketika melewatinya. Ketika berjalan, pengunjung akan disuguhi panorama menarik dari sungai Batanghari dan daerah seberang yang dari jauh tampak hijau oleh pepohonan. Deru mesin perahu beradu dengan suara para pengamen yang berdendang lagu melayu, jadi musik pengiring saat menempuh perjalanan di jembatan. Pengunjung juga bisa menikmati hembusan angin yang menyejukkan badan.

Selain itu, perjalanan terasa semakin lengkap dengan berfoto. Bagi para pelancong luar kota, berfoto dengan latar belakang Sungai Batanghari merupakan kesempatan yang tidak pasti datang dua kali.

Selain sebagai destinasi wisata, adanya jembatan ini digunakan juga warga Kota Jambi untuk menyeberang. Di satu seberang, Jambi adalah kota yang penuh pertokoan dan pusat perekonomian. Hal-hal berbau urban tersaji di sana, sedangkan di seberang lain atau biasa warga sekitar menyebutnya Jambi Seberang, masih sangat terasa nuansa tradisional yang dapat dilihat dari rumah-rumah panggung yang berdiri di seberang yang lain.

Sebelum jembatan membentang di atas Sungai Batanghari pada tahun 2014, warga harus menggunakan perahu kecil atau getek untuk menyeberang. Tentu dengan adanya jembatan ini, setidaknya warga bisa berhemat.

Selain berhemat, ada warga yang memanfaatkan jembatan ini untuk membuka usaha seperti warung kecil di pinggir sungai. Mereka menjual aksesori sampai cemilan seperti jagung dan sosis bakar. Harganya pun terbilang murah.

Di ujung jembatan, di daerah Jambi Seberang, terdapat destinasi wisata kedua yaitu Menara Gentala Arasy. Paduan warna menara yang hijau, emas, dan putih gading begitu memikat mata.

Nama Gentala Arasy ini merupakan gabungan dari tiga kata. Gentala sendiri merupakan akronim dari Genta yang berarti bunyian dari logam dan Tala yang berarti alat penyelaras nada. Sedangkan kata Arasy berarti takhta tertinggi. Makna yang dikedepankan dari gabungan kata ini adalah bunyi panduan yang menyelaraskan ketentuan waktu di mana umat harus merunduk, ruku, dan sujud kepada Allah yang maha tinggi. Pesan tersebut kemudian ditubuhkan dalam empat jam di atas menara. Jam-jam tersebut berfungsi sebagai pengingat waktu beribadah umat Islam di Jambi.

Selepas berjalan menyusuri jembatan, bersantai sejenak di bawah menara bisa jadi pilihan. Pengunjung bisa berteduh di pelataran menara atau taman. Bagi yang membawa anak, bisa juga menyewa permainan yang tersedia di sekitar menara untuk menghibur si buah hati.

Setelah santai sejenak, Gentala Arasy menyediakan tempat wisata edukasi yaitu Museum Gentala Arasy. Terletak di bagian bawah menara, museum tersebut bisa menjadikan wisata terasa bermanfaat.

Di ruangan museum yang melingkar itu terdapat banyak koleksi yang dipamerkan. Mulai dari perkembangan Islam di Nusantara dan Melayu, sampai koleksi budaya batik. Ada juga program rencana pembangunan Kota Jambi dan alat-alat yang digunakan untuk membangun Gentala Arasy. Paling menarik perhatian, di museum ini terdapat Al Quran dan beduk raksasa.

Untuk masuk ke museum ini pengunjung mesti membayar 2.000 rupiah bagi anak-anak dan 3.000 rupiah untuk dewasa. Museum buka setiap hari. Khusus Senin sampai Jumat museum buka dari pukul 07.00 sampai pukul 4 sore, sedang akhir pekan museum buka sampai pukul 12.00.

Paket wisata terakhir, untuk kembali ke seberang pengunjung bisa menggunakan jasa perahu kecil atau getek. Untuk menaiki ini pengunjung cukup mengeluarkan 10.000 rupiah sampai 20.000 rupiah.

Meski jembatan khusus penyeberangan telah membentang, tapi masih banyak perahu yang mengantar orang ke seberang. Menurut salah seorang pemilik getek, Sirudi, menaiki perahu seusai menyusuri jembatan sudah seperti kewajiban. "Kalau dibilang sepi tidak juga, karena banyak yang gak mau cape. Jadi masih tetap bisa antar orang ke seberang," jelasnya.

Akses untuk menuju Gentala Arasy ini tidaklah sulit karena terletak di pusat Kota Jambi.

Anda bisa menggunakan pesawat udara Garuda Indonesia, Citilink atau Sriwijaya Air menuju Bandara Sultan Taha. Dari Bandara, waktu tempuh sekitar 30 menit berkendara. Teknologi peta online bisa membantu mencapai tempat ini. Selain itu, di Jambi juga sudah ada ojek online yang bisa memudahkan para pelancong.

Pilihan waktu untuk menikmati paket wisata Gentala Arasy ini adalah pagi, sore, atau malam hari agar terhindar dari terik matahari. Sayang, saat Koran Jakarta berencana menikmati Gentala Arasy saat malam hari, lampu yang biasa mempercantik jembatan tak menyala sehingga jembatan hanya remang. ruf/E-3

Menengok Jambi lewat Museum

Mengunjungi sebuah kota, tak lengkap rasanya tanpa mengenali lebih jauh kota tersebut. Tak hanya mengenal hal-hal bersifat material, tapi juga sosial. Tanpa itu, kunjungan terasa singkat dan terasa biasa saja.

Adalah Jambi, salah satu kota di Pulau Sumatera. Kota yang juga menjadi Ibu Kota Provinsi Jambi ini memiliki lanskap sosial yang menarik.

Secara sepintas, tak sulit memahami kota yang dilalui Sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Di satu sisi sungai, lanksap sosial lebih terasa kehidupan modern. Jambi bagian tersebut, tak ubahnya kota-kota modern di Jawa. Sedangkan di sisi sungai yang lain, terhampar kehidupan tradisional yang tenang. Rumah-rumah panggung masih tegak berdiri.

Bagi yang tak memiliki waktu cukup untuk mengenai Jambi, ada baiknya Anda mengunjungi museum. Salah satu museum yang memamerkan hal-hal berbau sejarah tentang Jambi yaitu, Museum Gentala Arasy.

Perjalanan ke museum tersebut cukup menarik. Terdapat dua pilihan yaitu menyeberangi jembatan Gentala Arasy khusus pejalan kaki yang sekaligus ikon Kota Jambi, atau menaiki perahu yang orang sekitar biasa menyebut Getek.

Museum Gentala Arasy cukup unik. Jika museum-museum lain memiliki ruangan besar dengan banyak ruangan, Museum Gentala Arasy tampak mungil dengan satu ruang pamer berbentuk lingkaran.

Meski begitu, Museum Gentala Arasy menyediakan koleksi yang menarik. Mulai dari depan terdapat beduk dan Al Quran raksasa. Hal ini jadi tanda bahwa Jambi merupakan bagian terpenting dari perkembangan negara Islam.

Hal tersebut semakin dipertegas dengan koleksi-koleksi lain di dalam museum. Hampir sebagian besar koleksi bernuansa Islam. Mulai dari kisah perkembangan Islam di Nusantara dan Jambi, sampai mimbar dan jubah yang sering digunakan raja saat masa kerajaan Islam berdiri.

Selain koleksi bernuansa Islam, terdapat pula koleksi-koleksi seni dan budaya seperti batik bahkan buku-buku budaya Jambi yang merupakan budaya melayu. Ini juga menunjukan selain kuat dari segi agama, Jambi juga memiliki kesadaran lebih untuk melestarikan budaya dan seni tradisional.

Menariknya, terdapat pula rencana-rencana pembangunan Kota Jambi seperti business center dan bangunan-bangunan modern lain. Tampaknya, Jambi juga sadar pentingnya menyesuaikan diri dengan kondisi zaman, dan dengan menempatkan rencana pembangunan Jambi di masa mendatang bisa jadi semacam sosialisasi pada masyarakat.

Sayang, kesadaran tentang zaman tampak kurang tecermin jika melihat kondisi museum. Pencahayaan museum sangat kurang, atap bocor dan airnya menggenang di lantai, bahkan ada lampu penerang koleksi tak menyala. Bahkan lift yang bisa membawa pengunjung ke puncak menara juga tak berfungsi. Beruntung, komputer penyedia informasi menyala.

Beberapa kekurangan itu tak menyurutkan niat para pengunjung. Saat Koran Jakarta mengunjungi museum, terdapat puluhan siswa mulai dari PAUD sampai SMP mengunjungi Museum Gentala Arasy.

Adanya respons positif dari masyarakat terhadap Museum Gentala Arasy ini perlu disambut pemerintah, baik semakin memperkaya koleksi, maupun meningkatkan fasilitas museum. ruf/E-3

Redaktur:

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.