![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Sebanyak 30 Desa di Serang Rentan Rawan Pangan
Menanam Padi - Petani menanam padi dengan latar belakang kompleks perumahan di Kibin, Kabupaten Serang, Banten, beberapa waktu lalu.
Foto: ANTARA/Putra M AkbarSerang – Dari total 326 desa di Kabupaten Serang, 30 desa di antaranya masuk dalam kategori rentan rawan pangan. Kondisi ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, keterbatasan akses terhadap sumber daya pangan, serta kondisi ekonomi masyarakat yang masih rendah.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang Banten melakukan kolaborasi lintas instansi untuk menangani 30 desa yang masuk dalam kategori rentan rawan pangan dari total 326 desa di daerah setempat.
"Kami perkuat sinergi dan kolaborasi lintas instansi untuk tangani desa dan kelurahan rawan pangan, serta melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti PUPR untuk soal pengairan maupun infrastruktur," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang, Suhardjo di Serang, Jumat (14/2).
- Baca Juga: Proyek tanggul sungai Bengawan Solo ambruk
- Baca Juga: Pelayanan kesehatan gratis
Seperti dikutip dari Antara, Suhardjo mengatakan terdapat 11 Desa masuk dalam prioritas yakni Desa Cisalam, Kecamatan baros, Desa Sukarena dan Siketug Kecamatan Ciomas, Desa Talaga dan Bale Kencana Kecamatan Mancak, Desa Seuat Kecamatan Petir, Desa Sindang Mandi Kecamatan Anyar, Desa Kadukempong Kecamatan Padarincang, Desa Bantarwaru dan Bantarwangi Kecamatan Cinangka serta Desa Sukacai Kecamatan Baros.
"Dari 30 desa yang masuk dalam kategori rentan pangan di antaranya karena lokasi desa tersebut berada di atas gunung. Seperti di Kecamatan Ciomas sudah bukit dan wilayah gunung itu mungkin penyebabnya karena akses," katanya.
Ia juga menjelaskan, indikator rawan dan agak rentan pangan, antara lain wilayah itu tidak memiliki lahan pertanian, tidak terdapat sumber air baku dan air bersih yang mencukupi, hingga akses jalan yang tidak memadai.
Masyarakat di wilayah rawan pangan dianjurkan dan diberi pendampingan untuk menanam tanaman tidak butuh banyak air, seperti umbi-umbian dan sayur-mayur.
"Sinergi dan kolaborasi lintas instansi juga dilakukan upaya penyediaan sumber air bersih dan sarana lainnya, agar desa terbebas dari kategori rentan pangan," katanya.
Selain itu pihaknya juga mengaku rutin melakukan evaluasi agar ada perbaikan mengenai air bersih serta layanan kesehatan yang memadai untuk tingkatkan kesejahteraan penduduk di kecamatan dan desa.
Berita Trending
- 1 Inter Milan Bidik Puncak Klasemen Serie A
- 2 Di Forum Dunia, Presiden Prabowo Akui Tingkat Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
- 3 Polda Kalimantan Tengah Proses Oknum Polisi dalam Kasus Penipuan Pangkalan Gas Elpiji
- 4 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 5 India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
Berita Terkini
-
ToT, AS akan Bantu Merancang Reaktor Nuklir untuk India
-
Kemenperin: Yakin Saja, Penggunaan Energi Ramah Lingkungan Jauh Lebih Hemat dibanding Fosil
-
Laudato Si’ di Indonesia: Menelusuri Akar Masalah Kerusakan Lingkungan dan Dampaknya Bagi Para Pengungsi
-
Drone Berhulu Ledak Hantam Pelindung Radiasi PLTN Chernobyl, Ukraina Tuding Russia
-
Presiden Targetkan 6 Juta Siswa Sudah Terima Program MBG Akhir Juli 2025