Sampah Gunung Rinjani Bisa Dicegah dengan Konsep Pendakian Nol Sampah
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Yarman saat memaparkan kondisi sampah Gunung Rinjani dalam kegiatan sarasehan zero waste trekking mountain camp di Sembalun, Lombok Timur, Selasa (3/9/2024).
Foto: ANTARA/Sugiharto PurnamaSembalun - Badan Pengelola Geopark Global UNESCO Rinjani menyatakan,timbulan sampah yang kini mengotori Gunung Rinjani di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat bisa dicegah dengan menerapkan konsep pendakian nol sampah.
"Kami mengampanyekan usaha-usaha untuk mengurangi sampah yang dibawa naik ke Gunung Rinjani," kataGeneral ManagerBadan Pengelola Geopark Global UNESCO Rinjani Mohamad Farid Zaini saat ditemui dalam sarasehanzero waste trekking mountain campdi SembalunLombok Timur, Selasa.
Farid mengungkapkan, selama satu dekade terakhir permasalahan sampah di Gunung Rinjani masih belum menemukan solusi yang tuntas.
Sanksi daftar hitam maupun pemeriksaan barang bawaan pendaki saat hendak naik dan turun gunung masih belum mampu menyelesaikan timbulan sampah di gunung berapi aktif setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut tersebut.
Menurutnya, Gunung Rinjani butuh komitmen nyata dari para pengelola usaha pendakian, kuli angkut, pemandu wisata, hingga pendaki untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan.
"Semua sampah dilucuti di bawah dimasukkan ke dalam kotak-kotak kecil dan naik ke atas tanpa sampah," kata Farid.
Gunung Rinjani yang menduduki peringkat ketiga sebagai gunung tertinggi di Indonesia itu menonjolkan keunikan dan keindahan bentang alam serta keanekaragaman hayati yang disinergikan dengan keunikan adat-istiadat serta budaya masyarakat setempat.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mencatat jumlah kunjungan pendakian ke Gunung Rinjani sebanyak 140 ribu orang pada tahun 2023.
Dari total kunjungan itu menghasilkan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP sebesar Rp14,7 miliar, dan perputaran uang di masyarakat sebanyak Rp79 miliar.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Yarman mengatakan, Gunung Rinjani memiliki enam destinasi wisata pendakian dan 21 destinasi wisata non pendakian.
Jalur pendakian yang banyak itu membuat penyeleksian sampah menjadi kurang optimal karena pendaki bisa masuk dan keluar dari pintu pendakian yang berbeda.
"Kami pangkas di bawah -pintu masuk- dengan mempersiapkan pengelola wisata pendakian, petugas, termasuk masyarakat yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani," kata Yarman.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani ingin memberdayakan masyarakat setempat dengan menyiapkan makanan organik siap masak untuk para pendaki, seperti buah dan sayuran.
Para pengelola wisata pendakian diminta untuk menyosialisasikan kepada para pengunjung atau mitra mereka untuk mendaki dengan nol sampah.
"Kami harus siapkan semua perlengkapannya, apakah itu boks untuk simpan makanan agar tidak ada potensi sampah lagi," kataYarman.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung