Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rusia Makin Terpojok dan Akan Hadapi Lebih Banyak Sanksi, Kanselir Jerman: Kematian Warga Sipil di Ukraina Kejahatan Perang

Foto : ANTARA/Christophe Gateau/Pool via REUTERS

Kanselir Jerman Olaf Scholz beserta pemimpin tiga negara Baltik, yakni Presiden Lithuania Gitanas Nauseda, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, dan Perdana Menteri Latvia Krisjanis Karins, memberikan pernyataan sebelum melakukan pembicaraan di kantor kanselir di Berlin, Jerman, Kamis (10/2/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Berlin - Para pelaku pembunuhan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina, bersalah atas kejahatan perang dan harus dimintai pertanggungjawaban, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Sabtu.

"Ini adalah sesuatu yang tidak bisa kami lupakan," kata Scholz, mengacu pada kematian warga sipil di kota di barat laut Kiev, ibu kota Ukraina.

"Kami tidak dapat mengabaikan bahwa ini adalah kejahatan. Ini adalah kejahatan perang yang tidak akan kami terima... mereka yang melakukan ini harus bertanggung jawab," ujarnya.

Sejak pasukan Rusia ditarik kembali dari Bucha pekan lalu, para pejabat Ukraina mengatakan ratusan warga sipil telah ditemukan tewas.

Wakil wali kota Bucha mengatakan lebih dari 360 warga sipil tewas dan sekitar 260 hingga 280 orang dimakamkan di kuburan massal oleh warga lainnya.

Ada tuduhan bahwa pasukan Rusia mengeksekusi warga sipil di Bucha saat mereka menduduki kota itu. Namun, Rusia menyebut tuduhan itu sebagai "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan untuk memburuk-burukkan tentara Rusia.

Ketika berbicara pada rapat umum menjelang pemilihan pemimpin negara bagian di Schleswig-Holstein, Scholz mengatakan Jerman akan terus memasok senjata pertahanan ke Ukraina.

Pemasokan itu, ujarnya, ditujukan untuk mengirim pesan bahwa Jermanberkomitmen melindungi kedaulatan negara-negara Eropa.

"Perbatasan Eropa jangan sampai diganggu gugat," kata kanselir Jerman itu.

Rusia menyebut pengerahan pasukannya ke Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk melemahkan kemampuan militer serta memusnahkan pengaruh Nazidi negara tetangganya tersebut.

Namun, Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan invasi Rusia itu ilegal dan tidak dapat dibenarkan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top