Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rusak Parah! Zelenskyy Tuding Rusia Gunakan Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia untuk Meneror Ukraina

Foto : istimewa

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

A   A   A   Pengaturan Font

KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Sabtu (6/8) kemarin, menuduh Rusia menggunakan pembangkit nuklir Zaporizhzhia sebagai teror setelah operator fasilitas tersebut melaporkan kerusakan besar di lokasi.

Energoatom, perusahaan operator Zaporizhzhia di bagian selatan negara itu mengatakan, Sabtu, bahwa bagian-bagian dari fasilitas tersebut telah dirusak oleh sejumlah serangan militer. Salah satu reaktornya terpaksa dimatikan.

Serangan Jumat kemarin telah merusak stasiun yang berisi nitrogen dan oxigen serta gedung pembantu, kata Energoatom melalui layanan pesan Telegram.

Ketika kebencian memuncak di timur dan selatan Ukraina, otoritas pro-Moskow yang menduduki kawasan Kherson melaporkan terjadi pembunuhan seorang pejabat senior.

Kepala Amnesti Internasional di Ukraina mengumumkan dirinya telah mundur dari organisasi tersebut terkait publikasi laporan kontroversial kelompok yang menuduh militer negara itu membahayakan warga sipil.

Kiev dan Moskow saling menyalahkan atas serangan-serangan ke pembangkit Zaporizhzhia, kompleks pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa.

Zelenskyy dalam pidatonya Sabtu kemarin, sekali lagi menuduh Moskow melakukan teror. "Teroris Rusia menjadi yang pertama di dunia yang menggunakan pembangkit listrik sebagai teror."

Diplomat tinggi Uni Eropa Josep Borrel mengutuk serangan tersebut sebagai pelanggaran serius dan tak bertanggung jawab atas peraturan keamanan nuklir. Serangan itu menjadi contoh lain dari ketidakpedulian Rusia terhadap norma internasional.

Kepala organisasi pengawasan nuklir PBB juga mengeluarkan peringatan. "Serangan-serangan tersebut mempertegas risiko yang sangat nyata dari kerusakan nuklir," kata Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA).


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top