Rabu, 13 Nov 2024, 11:19 WIB

Rupiah Masih Tertekan Pekan Ini

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Rupiah diperkirakan masih tertekan seiring kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat penguatan dollar AS disebabkan pasar bertaruh terhadap kebijakan inflasi dibawah kepemimpinan Presi­den Terpilih Donald Trump yang diperkirakan memperta­hankan suku bunga tinggi dalam jangka panjang.

Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terha­dap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (13/11), melanjutkan pelemahan di kisaran 15.770-15.880 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada akhir perdagangan, Selasa (12/11) sore, melemah 92 poin atau 0,59 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.782 rupiah per dollar AS. Pelemahan seiring pelaku pasar me­nunggu rilis data inflasi AS.

“Fokus pekan ini adalah pada data inflasi indeks harga konsumen AS yang utama, yang diperkirakan akan menun­jukkan inflasi tetap stabil pada bulan Oktober. Pembacaan tersebut juga kemungkinan akan menjadi faktor ekspekta­si terhadap suku bunga,” kata Ibrahim dalam keterangan di Jakarta.

Dollar melesat ke level tertinggi empat bulan pekan ini, sementara imbal hasil Treasury juga bergerak naik. Sikap proteksionis Trump terhadap perdagangan dan imigrasi diperkirakan akan menjadi faktor inflasi yang lebih tinggi.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: