Rupiah Masih Tertekan Pekan Ini
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Rupiah diperkirakan masih tertekan seiring kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat penguatan dollar AS disebabkan pasar bertaruh terhadap kebijakan inflasi dibawah kepemimpinan Presiden Terpilih Donald Trump yang diperkirakan mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka panjang.
Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (13/11), melanjutkan pelemahan di kisaran 15.770-15.880 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada akhir perdagangan, Selasa (12/11) sore, melemah 92 poin atau 0,59 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.782 rupiah per dollar AS. Pelemahan seiring pelaku pasar menunggu rilis data inflasi AS.
“Fokus pekan ini adalah pada data inflasi indeks harga konsumen AS yang utama, yang diperkirakan akan menunjukkan inflasi tetap stabil pada bulan Oktober. Pembacaan tersebut juga kemungkinan akan menjadi faktor ekspektasi terhadap suku bunga,” kata Ibrahim dalam keterangan di Jakarta.
Dollar melesat ke level tertinggi empat bulan pekan ini, sementara imbal hasil Treasury juga bergerak naik. Sikap proteksionis Trump terhadap perdagangan dan imigrasi diperkirakan akan menjadi faktor inflasi yang lebih tinggi.
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 3 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 4 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 5 Tanda-tanda Alam Apa Sampai Harimau Sumatera Muncul di Pasaman dengan Perilaku Unik