Jumat, 28 Feb 2025, 09:45 WIB

Rupiah Masih Tertekan Jelang Akhir Pekan (28/2)

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, jelang akhir pekan. Pergerakan rupiah masih dipengaruhi penguatan dollar AS dikarenakan ketidakpastian perang dagang, sementara dari domestik, in­vestor cenderung wait and see kebijakan baru pemerintah.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat rupiah masih dalam tekanan hingga ada kebijakan lebih jelas, baik dari sisi global maupun domestik. Karenanya, Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS da­lam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (28/2), melemah ke arah 16.500 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan, Kamis (27/2) sore, di Jakarta me­lemah hingga 74 poin atau 0,45 persen dari sehari sebelum­nya menjadi 16.454 rupiah per dollar AS.

“Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi sikap Fede­ral Reserve (The Fed) yang merasa tidak perlu lagi menu­runkan suku bunga acuan,” ujar Analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh The Fed karena sudah cukup puas dengan kondisi tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Ke depan, fokus The Fed adalah penurunan inflasi sesuai target 2 persen. Ini berarti The Fed takkan terburu-buru menurunkan suku bunga karena target inflasi masih jauh dari sasaran.

Meninjau kondisi domestik, volatilitas transaksi di bursa efek yang masih berlanjut memberatkan pergerakan kurs rupiah. “Volatilitas di bursa efek terutama disebabkan oleh saham bank dampak dari keputusan BI (Bank Indone­sia) yang masih menahan suku bunga tinggi dalam waktu lama,” ujar Rully.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: