
Sentimen Global Masih Dominan, Intip Prediksi IHSG
Foto: istimewaJAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berbalik menguat, jelang akhir pekan ini, meskipun beraifat terbatas. Sentimen utama penggeraknya berasal dari global.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat pelemahan nilai tukar rupiah dan aliran keluar dana asing dari perbankan masih membayangi pergerakan IHSG. Karenanya, Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (28/2), berpeluang menguat dengan kecenderungan terbatas dengan support di 6.460 dan resistance di 6.503.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/2) sore, ditutup melemah 120,73 poin atau 1,83 persen ke posisi 6.485,45, seiring pelaku pasar, utamanya asing khawatir di tengah penerapan kebijakan tarif oleh Presiden AS Donald Trump.
- Baca Juga: Sepanjang tahun 2024 Generali Bayar Klaim Rp 1,3 Triliun
- Baca Juga: Stok beras Bulog jelang Ramadhan
“Ancaman tarif Donald Trump ke Uni Eropa sebesar 25 persen jadi kekhawatiran pasar,” ujar Ekonom dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee di Jakarta.
Para pelaku pasar terus menilai dampak potensial dari meningkatnya ancaman tarif Presiden AS Donald Trump.
Sebelumnya, Trump mengindikasikan rencana untuk mempertimbangkan tarif “timbal balik” sebesar 25 persen pada mobil Eropa dan barang-barang lainnya.
Selain itu, juga mengonfirmasi bahwa tarif pada Meksiko dan Kanada akan berlaku pada tanggal 2 April, bukan batas waktu yang ditetapkan sebelumnya yaitu pada 4 Maret.
Pada sisa pekan ini, para pelaku pasar menantikan rilis GDP Growth Rate kuartalan 2nd Est AS yang diperkirakan menurun dari sebelumnya 3,1 persen menjadi 2,3 persen.
Core PCE Price Index bulanan AS yang diperkirakan mengalami kenaikan dari sebelumnya 0,2 persen menjadi 0,3 persen, Personal Income bulanan AS yang diperkirakan menurun dari sebelumnya 0,4 persen menjadi 0,3 persen, Personal Spending MoM AS yang diperkirakan menurun dari sebelumnya 0,7 persen menjadi 0,1 persen, dan NBS Manufacturing PMI Tiongkok yang diperkirakan mengalami kenaikan dari sebelumnya 49,1 menjadi 50.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Milan dan Bologna Berebut Posisi Empat Besar
- 2 Bangun Infrastruktur yang Mendorong Transformasi Ekonomi
- 3 Guterres: Pengaturan Keamanan Global "Berantakan"
- 4 Sinopsis Film Iblis Dalam Kandungan 2: Deception Tayang 27 Februari
- 5 Harga Cabai Makin Pedas Saja Jelang Ramadan, Pemerintah Harus Segera Intervensi Pasar Biar Masyarakat Tak Terbebani