Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 27 Feb 2025, 12:53 WIB

Kemenperin, SDM Unggul Kunci Bisa Bersaing Hadapi Indonesia Emas

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan dalam acara Skills in Action Forum: Advancing Competitiveness di Jakarta, Kamis (27/2)

Foto: istimewa

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) industri nasional. Salah satu caranya dengan membangun jejaring dan memperluas kerja sama pengembangan SDM di tingkat global.

Hal itu untuk mendukung program pemerintah dalam Rancangan RPJPN (rencana pembangunan jangka panjang nasional) telah menetapkan visi Indonesia Emas Tahun 2045, dengan target untuk menjadi salah satu dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia dan menjadi High Income Country.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kastasasmita dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Kamis (27/2) mengatakan, infrastruktur yang memadai dan SDM yang unggul adalah dua pilar utama yang harus dipenuhi untuk menyambut Indonesia Emas 2045.

 "Industri pengolahan diharapkan sebagai pilar pembangunan untuk mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045 tersebut,"ucap Masrokhan dalam acara Skills in Action Forum: Advancing Competitiveness di Jakarta, Kamis (27/2). Acara itu merupakan kerja sama antara Kemenperin dengan Swiss State Secretariat for Economic Affairs. 

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan terbesar di ASEAN, Indonesia memiliki bonus demografi dengan jumlah usia muda yang besar mencapai 67,5 persen dari total penduduk sebesar 278,8 juta jiwa. "Ini merupakan peluang besar, dan harus kita manfaatkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional,"ungkap Masrokhan.

Kemenperin ujarnya menyadari betul pentingnya peran SDM dalam mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing. Untuk itu, Kemenperin terus memperkuat dan mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menghasilkan SDM yang kompeten dan berdaya saing global. 

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi dipersiapkan dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan Industri. Kami terus berupaya untuk memastikan kesesuaian (link and match) dengan dunia usaha industri, tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga pengembangan industri di masa depan.

Satuan pendidikan vokasi Kemenperin telah menyelenggarakan pendidikan vokasi dual system, dan telah terbukti menjadi sekolah dan kampus vokasi yang menarik minat masyarakat serta unggul dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja. 

Rata-rata animo siswa dan mahasiswa yang masuk pada unit pendidikan Kemenperin pada tahun 2024 adalah 1 : 12,2 sedangkan keterserapan lulusan hingga saat ini 2-4 bulan setelah kelulusan adalah 86,82 persen untuk pendidikan tinggi dan 96,38 persen untuk SMK. "Keterserapan ini terus ditingkatkan hingga 100 persen setelah 6 bulan kelulusan. Keberhasilan ini tentunya tidak kami jalankan sendiri, kami menjalin kerjasama dengan berbagai mitra baik dari dalam maupun luar negeri,"ungkap Masrokhan

Pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO) telah menjadi mitra strategis kami sejak tahun 2018 melalui program Skill for Competitiveness (S4C) dengan implementing agency Swisscontact Indonesia. Program ini dilaksanakan melalui 2 fase, dengan fase 1 telah selesai pada tahun 2022 yang diperpanjang hingga tahun 2024 karena adanya pandemi COVID.

"Kita telah melaksanakan 2 program utama diantaranya pengembangan sekolah dan penguatan sistem pada 4 satuan pendidikan termuda Kemenperin sejak tahun 2018, yaitu Politeknik Industri Morowali, Politeknik Industri Kendal, Akademi Komunitas Industri Bantaeng, dan Politeknik Industri Petrokimia Banten,"ucapnya

Telah banyak program yang dijalankan bersama diantaranya Penyusunan rencana strategis pengembangan pendidikan, pendampingan akreditasi, Developing a Curriculum (DACUM) yang telah dikembangkan menjadi Industrial Based Curriculum (IBC), Career Development Center (CDC), K3, prakerin terstruktur, Project Based Learning (PBL), In company trainer (ICT), Master ICT, dan sebagainya. Program-program ini telah memberikan manfaat yang baik pada pendidikan dan juga industri.

"Kepada Duta Besar Swiss untuk Indonesia dan SECO (State Secretariat for Economic Affairs) Swiss, kami sangat berterima kasih atas dukungannya dalam membangun dan mengembangkan sistem pendidikan bertaraf global pada 4 perguruan tinggi vokasi Kemenperin,"paparnya

Masrokhan berharap kerjasama ini pada fase ke-2 dapat ditingkatkan dan diperluas ke seluruh unit pendidikan Kemenperin lainnya dan diadaptasi secara luas dalam pengembangan pendidikan secara nasional. "Kita mempunyai Tim Koordinasi Nasional Vokasi (TKNV) dan Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) yang bisa menjadi mitra kita untuk memperluas hal baik yang telah kita kerjakan bersama,"paparnya

Kepada Kementerian Pariwisata, Kemenperin mengatakan bahwa Program Sustainable Tourism Education Development (STED) yang juga dijalankan bersama SECO telah menghasilkan dampak yang baik. "Kami tentunya mengharapkan kita bisa saling bertukar pengalaman terbaik yang sudah dijalankan agar industri manufaktur dan industri pariwisata bisa terus tumbuh dan berkembang bersama-sama sehingga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia,"pungkasnya.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.