Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Riset: Tahun Pemilu Selalu Disertai Meningkatnya Kekerasan di Papua

Foto : Antara /Olha Mulalinda

Deklarasi pemilu damai di Papua Barat Daya.

A   A   A   Pengaturan Font

Lonjakan angka konflik terbesar selalu terjadi pada satu tahun sebelum pemilu. Sebab, meskipun secara resmi kampanye pemilu baru dimulai beberapa bulan sebelum hari pencoblosan, agenda kampanye politik sebenarnya sudah dimulai sejak satu tahun sebelumnya.

Pada 2013 atau setahun menjelang Pemilu 2014, contohnya, angka konflik meningkat hingga 70%. Pada 2018, jelang Pemilu 2019, kenaikannya mencapai 21%, dan 2023 (data per 31 Oktober) kenaikannya sebesar 52%.

Berdasarkan observasi kami, dinamika politik yang terjadi setahun sebelum pemilu itulah yang paling rawan menyebabkan polarisasi, perpecahan, dan potensi konflik masyarakat di akar rumput. Ini berlaku untuk daerah manapun, tak terkecuali Papua.

Dalam hampir setiap rangkaian pemilu dan pilkada di Papua, selalu ada konflik pada setiap tahapannya.

Contoh nyatanya adalah pada tahapan pendaftaran calon Pilkada Kabupaten Puncak tahun 2011. Partai Gerindra sebagai partai pengusung memberikan rekomendasi ganda pada kedua calon Bupati Kabupaten Puncak. Ini menyulut perang antarpendukung yang kemudian bereskalasi menjadi perang saudara yang tidak dapat terhindarkan. Akibat konflik ini, 51 warga sipil meninggal dunia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top