Ribuan Warga Rohingya Kabur ke Bangladesh
Pengungsi Rohingya l Dua remaja Rohingya sedang membawa ember berisi air bersih di kamp pengungsi Nayapara di Bangladesh pada November lalu. Pada Rabu (4/9) pejabat Bangladesh melaporkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir ribuan warga Rohingya telah melarikan diri ke negaranya.
Foto: AFP/Munir UZ ZAMANDHAKA - Sekitar 8.000 warga Muslim Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintah Bangladesh sebelumnya tidak memberikan perkiraan berapa banyak warga Rohingya yang telah menyeberang dalam beberapa bulan terakhir.
"Mereka kabur dari meningkatnya kekerasan di Negara Bagian Rakhine di Myanmar barat," kata kata Mohammad Shamsud Douza, seorang pejabat senior yang bertanggung jawab atas pengungsi di pemerintahan Bangladesh pada Rabu (4/9).
"Kami memiliki informasi bahwa sekitar 8.000 warga Rohingya menyeberang ke Bangladesh baru-baru ini, sebagian besar selama dua bulan terakhir. Bangladesh sudah kewalahan dan tidak mampu menampung lebih banyak warga Rohingya," imbuh dia.
Kaburnya warga Rohingya ini karena meningkat kekerasan di Rakhine seiring terus memburuknya pertempuran antara junta militer Myanmar yang berkuasa dan Tentara Arakan, milisi etnis terkuat yang berasal dari mayoritas penganut Buddha.
Pemerintah Bangladesh akan mengadakan diskusi serius di kabinet dalam dua hingga tiga hari ke depan untuk mengatasi krisis tersebut, menteri luar negeri de facto Bangladesh, Mohammad Touhid Hossain, mengatakan kepada wartawan pada Selasa (3/9) malam.
Sambil menyatakan simpati terhadap Rohingya, Menlu Hossain mengatakan negaranya saat ini tidak lagi memiliki kapasitas untuk menyediakan tempat berlindung kemanusiaan bagi pengungsi tambahan.
"Tidak mungkin untuk menutup perbatasan sepenuhnya," kata dia, seraya menambahkan bahwa berbagai upaya akan dilakukan untuk mencegah infiltrasi lebih lanjut.
Desak Pemerintah
Pada 25 Agustus lalu puluhan ribu pengungsi Rohingya di Bangladesh menggelar unjuk rasa di kamp-kamp untuk menandai peringatan tujuh tahun tindakan keras militer tahun 2017 yang memaksa mereka melarikan diri dari Myanmar dan menuntut diakhirinya kekerasan serta pemulangan dengan aman ke tanah air mereka.
Lebih dari satu juta warga Rohingya saat ini tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak di Bangladesh selatan, dengan sedikit harapan untuk kembali ke Myanmar, di mana mereka sebagian besar ditolak kewarganegaraannya dan hak-hak dasar lainnya.
Lonjakan kekerasan baru-baru ini merupakan yang terburuk yang pernah dihadapi warga Rohingya sejak kampanye yang dipimpin militer Myanmar tahun 2017, yang digambarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki niat genosida.
Warga Rohingya yang baru-baru ini melarikan diri ke Bangladesh telah mendesak pemerintah setempat untuk menyediakan tempat berlindung bagi mereka.
Pada Agustus, Menlu Hossain mengatakan bahwa Bangladesh tidak dapat menerima lebih banyak pengungsi Rohingya dan meminta India dan negara lain untuk mengambil tindakan yang lebih besar. Ia juga mendesak masyarakat internasional untuk memberikan tekanan lebih besar kepada Tentara Arakan agar menghentikan serangan terhadap warga Rohingya di Negara Bagian Rakhine. ST/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Hati Hati, Ada Puluhan Titik Rawan Bencana dan Kecelakaan di Jateng
- Malam Tahun Baru, Ada Pemutaran Film di Museum Bahari
- Kaum Ibu Punya Peran Penting Tangani Stunting
- Trump Tunjuk Produser 'The Apprentice', Mark Burnett, sebagai Utusan Khusus untuk Inggris
- Presiden Prabowo Terbitkan Perpres 202/2024 tentang Pembentukan Dewan Pertahanan Nasional