Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Persaingan Global I Pangan Masalah yang Paling Mendasar, Baru Setelah Itu Sandang dan Papan

RI Sulit Bersaing Jika Banyak "Stunting" dan IQ Rendah

Foto : Sumber: Global Hunger Indeks (GHI) - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

World Population Review 2020 menyebutkan, peringkat IQ (intelligence quotient) rata-rata penduduk Indonesia berada pada posisi ke-83 dari 184 negara. Skor rata-rata IQ orang Indonesia adalah 87, sama dengan skor rata-rata orang Turkmenistan, Nauru, Azerbaijan, Bolivia, Irak, Myanmar, dan Brasil. Sementara Singapura (skor 108) dan lima negara di Asia Timur, yaitu Hong Kong (108), Korea Selatan (106), Jepang (105), Tiongkok (105), dan Taiwan (104) berada di posisi teratas.

Ketua Pusat Kajian Ekonomi Kerakyatan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya (UB), Malang, Munawar Ismail, ketika dihubungi, Selasa (5/1), mencontohkan gejolak harga kedelai yang terjadi sekarang ini merupakan contoh tidak adanya upaya pemerintah memperbaiki kualitas gizi dan SDM anak Indonesia.

Seperti diketahui, kedelai merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang lebih murah dibandingkan dengan sumber protein lainnya. Di Indonesia, kedelai umumnya dikonsumsi dalam bentuk pangan olahan, seperti tahu, tempe, kecap, tauco, susu kedelai, dan berbagai bentuk makanan ringan.

Menurut Munawar, gejolak harga kedelai ini karena Indonesia terlalu bergantung pada impor. Padahal, tempe yang berbahan baku kedelai, sudah seperti bahan pokok lainnya. Harusnya kalau mau mengurangi kebergantungan, caranya dengan mengenakan tarif bea masuk yang lebih tinggi pada kedelai impor.

"Sumber protein termurah pun menjadi 'bancakan'. Dan anehnya, hal ini terus terjadi dari pemerintahan yang satu ke pemerintahan berikutnya. Bagaimana Indonesia bisa maju, urusan perut rakyat saja pemerintah tidak peduli. Bagaimana kecerdasan otak anak Indonesia mampu bersaing di dunia kalau 30 persen anak Indonesia mengalami stunting. Terlebih, di saat terjadi pandemi seperti sekarang ini," kata Munawar.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top