RFA dan TACE, Dua Metode Minimal Invasi untuk Penanganan Kanker Hati
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi Hepatologi RS Pondok Indah – Pondok Indah Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K), tengah memaparkan metode RFA dan TACE dalam penanganan kanker hati di Jakarta baru-baru ini. (Haryo Brono/Koran Jakarta)
Terkadang kanker hati disebabkan dan diawali oleh infeksi hepatitis kronis. Namun, kanker hati juga dapat terjadi tanpa penyakit yang mendasarinya dan tidak jelas penyebabnya. Kanker hati sering sulit dideteksi karena hati adalah organ yang 'silent' alias tidak menunjukkan gejala khusus pada tahap awal.
Pasien dapat merasa sehat, meski sebenarnya penyakit ini sedang berkembang di dalam tubuh. Hingga 85 persen pasien tidak merasakan gejala apa pun, sampai penyakit tersebut mencapai tahap yang sangat parah.
Oleh karenanya, sangat penting untuk melakukan deteksi dini, jika memiliki faktor risiko terjadinya penyakit ini. Penting untuk memperhatikan riwayat keluarga dan riwayat pribadi. Seseorang dengan riwayat transfusi darah, memiliki anggota keluarga dengan penyakit hati, atau pernah menggunakan alat-alat yang tidak steril, seperti alat tato atau tindik dapat meningkatkan risiko kanker hati," terangnya."Mengetahui riwayat keluarga dan menghindari faktor risiko ini menjadi langkah penting dalam pencegahan penyakit ini," katanya.
Kanker hati merupakan keganasan primer hati yang sebagian besar disertai dengan penyakit dasar sirosis hati. Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab kanker hati adalah peradangan hati kronis yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B dan C. Infeksi kronis oleh virus hepatitis dapat menyebabkan peradangan yang berkepanjangan dalam organ hati, yang pada gilirannya dapat mengarah pada kanker hati.
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya