Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Revolusi Sehat dari Dapur

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Pentingnya makanan sehat menjadi tema komunitas Tanoker Ledokombo pada "Festival ke-9 Egrang" 22 September lalu dengan tema "Food for Peace". Tanoker ingin menyerukan, revolusi sehat diawali dari dapur. Festival juga menyajikan bazar kuliner tradisional berbahan pangan lokal. Tidak hanya dari beras, ada dari singkong, ubi, dan mocaf. Sejumlah sentuhan kreatif dan inovatif terlihat dalam camilan tradisional seperti aneka kripik sayuran.

Revolusi sehat dari dapur mengajak untuk lebih bijak dan selektif mengonsumsi makanan pabrikan dan instan. Makanan dan minuman kini telah menjadi salah satu bentuk imperialisme modern. Invasi kuliner asing dalam konteks luas memiliki banyak pengaruh yang seringkali tak disadari. Di antaranya, imbas pada perubahan budaya terutama generasi muda, tergesernya ekonomi kerakyatan berbasis pangan local. Peningkatan problem kesehatan karena makanan instan dalam jangka lama berbahaya.

Masyarakat terutama generasi muda kini lebih familiar dengan makanan dan minuman instan serta cepat saji daripada kuliner tradisional. Padahal, di balik makanan dan minuman cepat saji banyak penambahan zat kurang baik bagi kesehatan. Dari segi kemasan, kuliner tradisional umumnya banyak menggunakan dedaunan atau bahan lain yang lebih ramah lingkungan. Sedang, makanan modern banyak dikemas dengan plastik, steroform, aluminium foil, atau bahan-bahan lain yang sulit diurai. Tidak mengherankan, Indonesia menempati urutan dua sebagai negara penghasil limbah plastik terbanyak dunia.

Sejumlah kekhawatiran yang bersumber dari makanan ini sudah menyalakan lampu merah. Artinya, kita tak bisa membiarkannya lagi, tanpa ada upaya nyata untuk menanggulanginya. Maka, mari mulai revolusi sehat dari dapur. Caranya, mengurangi asupan makanan dan minuman instan. Mari mulai membiasakan mengomsumsi makanan minuman berbahan pangan local. Mari sebisa mungkin mengurangi limbah plastik. Semua langlah ini tidak hanya penting bagi kita dalam konteks pribadi. Tapi juga bisa menjadi bagian dari upaya nyata membangkitkan kembali kedaulatan pangan dan kejayaan kuliner Nusantara.

Baca Juga :
Curi Start Pilpres


Penulis Alumna Pascasarjana Universitas Airlangga

Komentar

Komentar
()

Top