“Reschedule" Tidak Selesaikan Jebakan Utang Negara Miskin
PROF. DR. BAGONG SUYANTO Guru Besar FISIP Universitas Airlangga - Struktur negara miskin perlu dipulihkan sejajar dengan negara-negara pemberi utang, agar punya bargaining position yang sama.
Krisis Sistemik
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan masalah utang seperti diungkapkan Bank Dunia memang berisiko memicu krisis sistemik global pascapandemi. Risiko utang juga perlu dicermati untuk kondisi Indonesia di mana porsi utang saat ini 88 persen lebih dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) yang artinya sangat bergantung pada bunga pasar.
"Tren inflasi dan kenaikan suku bunga bisa membuat beban utang naik signifikan sementara upaya untuk melakukan pengurangan beban utang menjadi sulit," jelas Bhima.
Menurut Bhima, Indonesia bisa saja memanfaatkan fasilitas debt swap (pertukaran utang dengan program) dan debt suspenssion (penangguhan bunga utang), tapi itu hanya bisa berfungsi dengan kreditur non SBN.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya