Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Krisis Utang I Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga Membuat Beban Utang Naik Signifikan

“Reschedule" Tidak Selesaikan Jebakan Utang Negara Miskin

Foto : ISTIMEWA

PROF. DR. BAGONG SUYANTO Guru Besar FISIP Universitas Airlangga - Struktur negara miskin perlu dipulihkan sejajar dengan negara-negara pemberi utang, agar punya bargaining position yang sama.

A   A   A   Pengaturan Font

» Skema baru diharapkan isinya tidak hanya soal reschedule pembayaran utang, tetapi menawarkan penyelesaian agar negara miskin bisa keluar dari debt trap.

» Dalam jangka pendek, utang dapat menutup defisit anggaran namun perlu diwaspadai kemampuan membayar utang.

JAKARTA - Bank Dunia menyerukan perlunya pendekatan baru untuk mengatasi krisis utang yang telah memuncak di berbagai negara. Hal itu karena perhitungan utang belum memasukkan penarikan pinjaman dalam negeri dan skema yang diajukan negara kelompok 20 (G20) tidak memperhitungkan 61 persen utang yang kreditornya adalah investor swasta.

Menanggapi usulan Bank Dunia itu, peneliti masalah kemiskinan sekaligus Guru Besar Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga, Surabaya, Bagong Suyanto, mengatakan tidak sekadar skema penyelesaian krisis utang baru, namun negara-negara miskin perlu dipulihkan sejajar kedudukannya dengan negara kreditor.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top