“Reschedule" Tidak Selesaikan Jebakan Utang Negara Miskin
PROF. DR. BAGONG SUYANTO Guru Besar FISIP Universitas Airlangga - Struktur negara miskin perlu dipulihkan sejajar dengan negara-negara pemberi utang, agar punya bargaining position yang sama.
"Kenapa demikian, karena aksi nyata seperti inilah yang tidak boleh luput dari upaya G20 terkait utang terutama utang luar negeri," kata Rendi.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B Suhartoko, mengatakan keberlanjutan pembangunan suatu negara sangat dipengaruhi oleh utang baik utang luar negeri maupun dalam negeri, baik dari lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, IMF, maupun swasta.
Dalam jangka pendek, utang dapat menutup defisit anggaran, bahkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Namun yang perlu diwaspadai keberlanjutannya terutama kemampuan membayar utang yang berkaitan dengan jatuh tempo utang tersebut," ungkap Suhartoko.
Tingkat kepatuhan itu berkaitan dengan kemampuan meningkatkan penerimaan negara. Begitu pula sumber utang harus diperhatikan karakteristiknya baik tenor maupun bunganya.
Sebab itu, utang pemerintah harus dikaji secara komprehensif dengan memperhitungkan portofolio utang.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya