Realisasi Anggaran Belum Optimal
Besarnya anggaran Kementan tak sebanding dengan pemanfaatannya di lapangan, terbukti sampai sekarang kedelai dan daging masih impor.
JAKARTA - Besarnya anggaran perjalanan dinas Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai tak sesuai dengan perkembangan produktivitas di lapangan. Anggaran 1,1 triliun rupiah untuk perjalanan dinas lembaga tersebut pada 2021 dianggap terlampau besar.
Nilai tersebut bahkan lebih besar ketimbang anggaran setahun satu kabupaten, tetapi manfaatnya rendah. Hingga kini, Indonesia masih impor kedelai.
Kementan berpandangan anggaran 1,1 triliun rupiah itu sudah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sebab, selama dua tahun pandemi, lembaga itu bisa menjaga stabilitas produksi pangan sehingga bisa memberi makan 273 juta jiwa penduduk RI.
Penasihat Senior Indonesian Human Rights Committee (IHCS), Gunawan, menegaskan apabila benar anggaran yang besar itu efektif, faktanya hingga sekarang lebih dari 90 persen kedelai dalam negeri bersumber dari impor, begitu juga daging.
"Dalam kenyataanya, meskipun sejak 2015 ada program upaya khusus peningkatan produksi beras, jagung, dan kedelai (Upsus Pajale), namun hingga kini impor kedelai tetap saja dilakukan, produksi tidak naik naik," tegasnya pada Koran Jakarta, Minggu (10/4).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya