
Ramadan Bukan Penghalang, tetapi Pembelajaran Jangan Membebani Siswa
Foto: Foto tangkapan layar Muhamad Ma'rupSeluruh ekosistem pendidikan dapat mendukung keberlangsungan proses pembelajaran yang efektif dan efisien selama Ramadan.
JAKARTA - Direktur Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Moch. Salim Somad, mengatakan pembelajaran selama bulan Ramadan jangan membebani peserta didik. Satuan pendidikan dapat mengatur jadwal pembelajaran yang lebih singkat.
“Materi pembelajaran yang diberikan harus tetap relevan dengan kurikulum yang berlaku, serta dapat diperkaya dengan nilai-nilai tinggi dari makna ibadah di bulan Ramadan,” ujar Salim, dalam Webinar Aktivitas Pembelajaran di Bulan Ramadan, Minggu (23/2).
Dia mendorong, satuan pendidikan menggunakan variasi metode pembelajaran yang menarik agar tidak membuat para peserta didik jenuh. Menurutnya, proses penilaian juga harus tetap objektif dan transparan, agar dapat memfasilitasi kemajuan belajar para peserta didik.
“Bulan Ramadan yang bagi umat muslim menjadi kesempatan untuk memperbanyak aktivitas ibadah dan agar diisi dengan aktivitas pembelajaran yang menambah wawasan dan pengetahuan,” jelasnya.
Salim berpesan, agar seluruh ekosistem pendidikan dapat mendukung keberlangsungan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurutnya, kondisi peserta didik yang menjalankan ibadah puasa harus turut jadi perhatian.
Dia mengingatkan, kehadiran bulan Ramadan jangan jadi beban dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran di bulan Ramadan perlunya efektivitas, keseimbangan antara pembelajaran dan ibadah, menciptakan suasana kondusif di satuan pendidikan.
“Bulan Ramadan tidak menjadi penghalang dalam proses pembelajaran, namun menjadi kebahagiaan kita semua,” katanya.
Penguatan Karakter
Widyaprada Direktorat Sekolah Dasar, Kemendikdasmen, Abdul Halim Muharam, mengatakan, praktik pembelajaran di bulan Ramadan sejalan dengan penguatan pendidikan karakter yang menjadi bagian dari Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Dia berharap, satuan pendidikan dapat berinovasi dalam pembelajaran tanpa memberatkan peserta didik.
“Dalam perjalanan satu bulan Ramadan banyak hal yang menjadi entitas pembentukan karakter yang baik pada peserta didik. Hal itu sejalan dengan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” ucapnya.
Dia menekankan penanggalan penting bagi satuan pendidikan selama bulan Ramadan seperti tanggal 27 dan 28 Februari serta tanggal 3, 4, dan 5 Maret 2025, kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara mandiri di lingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat sesuai penugasan dari sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan. Tanggal 6 sampai dengan tanggal 25 Maret 2025, kegiatan pembelajaran dilaksanakan di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan.
Untuk libur bersama Idul Fitri bagi sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan tanggal 26, 27, dan 28 Maret serta tanggal 2, 3, 4, 7, dan 8 April 2025. Kegiatan pembelajaran di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan dilaksanakan kembali pada tanggal 9 April 2025.
“Peran pemangku kepentingan menjadi sangat penting untuk berkoordinasi, menyosialisasikan, dan mengawasi proses pembelajaran selama bulan Ramadan,” tuturnya. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 Jangan Beri Ampun Pelaku Penyimpangan Impor. Itu Merugikan Negara. Harus Ditindak!
- 3 Andreeva Kejutkan Iga Swiatek dan Lolos ke Semifinal Dubai Open
- 4 Bima Arya Tegaskan Retret Kepala Daerah Tingkatkan Kapasitas Kepemimpinan
- 5 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden