Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemerataan Pembangunan I Sulit Memajukan Perdesaan Tanpa Listrik dan Teknologi

Rakyat di Daerah Harus Diberi Keadilan dalam Pembangunan Berbasis Teknologi

Foto : ANTARA/AHMAD SUBAIDI

BANGUN EBT DI DAERAH TERPENCIL I Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. Pemerintah harus lebih banyak lagi membangun PLTS di daerah-daerah terpencil demi tercapainya keadilan dan pertumbuhan ekonomi yang adil dan setara bagi semua warga negara.

A   A   A   Pengaturan Font

"Di daerah harus mengutamakan EBT karena lokasi, jarak, dan demografi tidak cocok dengan energi fosil yang memerlukan pasokan bahan bakar dari luar dan tersentral," tegas Sawung.

Kalau mau memacu penurunan emisi karbon, dia mengusulkan agar EBT tidak hanya dibangun di perdesaan, tapi juga diperluas hingga ke kota-kota besar karena lebih murah, efisien, dan ramah lingkungan. "Mau tidak mau, daerah dengan konsumsi energi besar harus beralih juga ke energi terbarukan," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan, mengatakan memenuhi kebutuhan listrik di perdesaan maka yang paling memungkinkan adalah EBT karena biayanya lebih murah. Sementara pembangkit konvensional biayanya sangat mahal untuk membangun infrastruktur dan sumber energinya merusak lingkungan.

"Pemerintah dalam mendistribusi energi juga harus adil, jangan hanya wilayah yang padat saja mendapatkan akses listrik, tetapi saudara kita di 3T sulit mendapatkannya. Makanya ada plesetan 3T adalah tertinggal, terpencil, dan terlupakan. Program elektrifikasi harus benar-benar dijalankan dan dinikmati dalam jangka panjang," kata Mamit.

Secara terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengatakan pembangunan EBT di daerah 3T penting dan harus dipercepat untuk menciptakan pemerataan pembangunan dan keadilan bagi seluruh masyarakat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top