Proses Pembelajaran Harus Cepat dan Inovatif
Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, I Dewa Gede Karma Wisana, dalam acara Vocationnomics, di Jakarta, Selasa (3/12).
Foto: Tangkapan layar Muhamad MarupJAKARTA - Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, I Dewa Gede Karma Wisana, mengatakan, proses pembelajaran terutama di jenjang pendidikan tinggi dan politeknik harus cepat dan inovatif. Menurutnya, teknologi bisa menjadi sarana untuk proses tersebut.
"Durasi kita perlu cari cara untuk semakin cepat. Tapi kalau kemampuan kita belum secepat itu akan muncul teknologi dan cara belajar yang baru," ujar Dewa dalam acara Vocationnomics, di Jakarta, Selasa (3/12).
Dia menjelaskan, proses belajar lama dengan menunda kelulusan sudah tidak relevan. Menurutnya, banyak mahasiswa ingin lulus cepat dan segera melanjutkan ke jenjang studi lebih tinggi.
"Dulu kuliah enam tahun dianggap normal karena banyak mahasiswa abadi, tapi sekarang tidak relevan. Mahasiswa abadi itu masa lalu," jelasnya.
Dewa menyebut, untuk pendidikan vokasi butuh inovasi pembelajaran dan penguasaan keterampilan baru. Menurutnya, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
"Banyak sekarang yang mengembangkakn pelatihan online. Kita tidak tahu ke depan teknologi internet seperti apa. Yang muda-muda pola belajar jauh lebih agresif dan sistematis dibanding yang lain," katanya.
Penguasaan Teknologi
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Adi Nuryanto, mengungkapkan, sumber daya manusia Indonesia haruslah mampu menguasai teknologi yang merupakan penggerak utama dalam DUDI saat ini. Menurutnya, pendidikan vokasi berperan sebagai penggerak dalam penguasaan dan kemandirian teknologi yang merupakan elemen penting untuk memperbaiki struktur ekonomi.
Dia melanjutkan, pendidikan vokasi memberikan pelatihan berbasis teknologi terbaru. Menurutnya, pendidikan vokasi juga membantu menciptakan tenaga kerja yang mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi teknologi dalam berbagai sektor.
"Ini mempercepat pada modernisasi sektor tradisional, mempercepat industrialisasi, dan mendorong terciptanya ekonomi berbasis pengetahuan," ucapnya.
Adi menerangkan, pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam menghasilkan SDM terampil, adaptif, dan mampu mentransformasi diri sendiri serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagai sistem pendidikan yang berorientasi pada praktik dan kebutuhan dunia kerja, menurutnya pendidikan vokasi mampu menyiapkan lulusan untuk langsung terjun ke industri dengan keterampilan yang relevan dan spesifik.
- Baca Juga: Kasus sapi dengan PMK di Jombang
- Baca Juga: Tiga Pilar Mantap Indonesia, Bantu Kebutuhan Para Pensiunan
"Dengan fokus pada kemampuan teknis dan profesional, lulusan pendidikan vokasi dapat menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja yang semakin kompleks sekaligus mendorong mobilitas sosial dan ekonomi individu. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi angka pengangguran tapi memperkuat fondasi ekonomi nasional," terangnya.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 4 Guru Besar UGM Sebut HMPV Tidak Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya
- 5 Basarnas evakuasi jenazah diduga WNA di tebing Uluwatu
Berita Terkini
- Tekan Harga Cabai Jadi Rp60.000/Kg, Disdag Mataram Gelar Pasar Murah
- Bapanas: Harga Pangan Sabtu Turun, Cabai Rawit Merah Rp70.730 per Kg
- Situs Warisan UNESCO Rusak, Tim Drakor KBS Dilaporkan ke Polisi
- PM Jepang Shigeru Ishiba Ziarah ke TMP Kalibata
- Legenda Disko Boney M Sukses Goyang Penonton Jakarta