Produksi Beras Asia Akan Naik Drastis
Produksi tanaman padi di luar musim yang baru saja dipanen di Thailand telah melampaui tingkat produksi tahun lalu.
Foto: ISTIMEWASINGAPURA - Produksi beras Asia dilaporkan akan naik tahun ini karena harga yang lebih tinggi mendorong petani untuk memperluas areal tanam dan menggunakan lebih banyak pupuk. Langkah itu meredakan kekhawatiran pasokan setelah produksi mengalami penurunan pertama dalam tujuh tahun pada 2022.
Produksi dari tanaman padi di luar musim yang baru saja dipanen di India dan Thailand, dua pengekspor utama dunia telah melampaui tingkat tahun lalu. Para petani bersiap untuk menanam tanaman utama dalam beberapa bulan mendatang, dengan harga yang mendekati harga tertinggi dalam dua tahun.
"Produsen utama belahan bumi utara, termasuk India, Pakistan, dan Thailand, akan mulai menanam tanaman utama mereka pada Mei dan Juni," kata ekonom Shirley Mustafa dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB atau Food and Agriculture Organisation (FAO), baru-baru ini.
"Area yang lebih luas akan ditanami beras menanggapi kenaikan harga beras, dan akses yang lebih besar ke pupuk dapat mempertahankan perluasan produksi dari tanaman ini," kata pejabat tersebut.
Dilansir oleh The Straits Times, pembatasan ekspor India pada 2022, dikombinasikan dengan produksi global yang lebih rendah setelah gelombang panas di Tiongkok dan banjir di Pakistan, mengangkat harga bahan pokok, memperdalam kekhawatiran atas inflasi makanan.
Namun, harga telah menurun dalam beberapa minggu terakhir, dengan varietas beras pecah 5 persen yang banyak digunakan di India RI-INBKN5-P1, produsen beras terbesar di dunia, dan Thailand RI-THBKN5-P1 dikutip jauh di bawah harga tertinggi dua tahun yang terlihat sebelumnya di 2023.
Produksi Melonjak
Produksi beras musim dingin di India melonjak menjadi 22,8 juta ton dari 18,5 juta ton tahun lalu karena curah hujan di atas rata-rata pada September-Oktober memungkinkan petani untuk berekspansi. Rebound mengompensasi penurunan panen musim panas.
Menurut FAO Thailand, produksi dari panen di luar musim tahun ini diperkirakan meningkat menjadi 5,1 juta ton, naik 24 persen dari tahun lalu.
"Tahun lalu, hujan sangat baik dan waduk memiliki banyak air untuk irigasi," kata seorang pedagang di sebuah perusahaan perdagangan internasional yang berbasis di Bangkok, yang menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Menko Zulkifli Tegaskan Impor Singkong dan Tapioka Akan Dibatasi
- 2 Pemerintah Konsisten Bangun Nusantara, Peluang Investasi di IKN Terus Dipromosikan
- 3 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 4 Peneliti Korsel Temukan Fenomena Mekanika Kuantum
- 5 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
Berita Terkini
- Laporan: Tiongkok terus Mensubsidi Ekspor Fentanil
- Trump Resmi Berlakukan Tarif Impor untuk Kanada, Tiongkok, dan Meksiko
- Trump Tegaskan Ancaman Tarif Impor 100% terhadap Negara-negara BRICS
- Bawa Rombongan Siswa, Bus Milik Brimob Kecelakaan Tunggal di Tol Purwodadi
- Pengecer Dilarang Jual Gas Elpiji 3 Kg, Pertamina Imbau Masyarakat Beli di Pangkalan Resmi