Potensi Kredit Macet Meningkat
Perusahaan pembiayaan tidak melaporkan kredit yang tampak masih baik, tetapi sesungguhnya sudah bermasalah sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan angka dalam perkiraan kredit macet.
Jakarta- Lesunya penyaluran kredit industri pembiayaan saat ini perlu diwaspadai karena bisa berdampak pada kenaikan kredit macet atau kredit bermasalah (non performing finance/ NPF). Apabila tak segera diantisipasi, risiko tersebut dapat menimbulkan efek domino terhadap industri keuangan nonbank lainnya, terutama asuransi.
Pengamat bisnis pembiayaan, Suhartono memperkirakan jumlah kredit macet di industri pembiayaan kini mungkin di atas lima persen. Namun, yang disampaikan kepada Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) hanya sekitar 2,7 persen.
Biasanya, menurut Suhartono, perusahaan tidak melaporkan kredit yang tampak masih baik, tetapi sesungguhnya bermasalah. Hal itu menyebabkan terjadinya perbedaan angkaestimasi jumlah kredit macet.
Dia mencontohkan jumlah kredit yang disalurkan salah satu perusahaan pembiayaan multiguna, Federal International Finance (FIF), 2017 hampir mencapai 70 triliun rupiah dan ACC sekitar 30 triliun rupiah sehingga total kredit pembiayaan sampai saat ini bisa lebih dari 150 triliun rupiah.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya