Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Populasi Tiongkok Menyusut, Hasil dari Gagalnya Program KB

Foto : EPA-EFE/Alex Plavevsky

Keluarga di Tiongkok kini bisa memiliki lebih dari satu anak, namun populasinya masih terus menurun.

A   A   A   Pengaturan Font

Dampak penerapan kebijakan keluarga berencana yang baru juga masih belum terlihat. Setelah berpuluh-puluh tahun mempromosikan prinsip keluarga inti hanya terdiri dari tiga orang, kebijakan satu anak telah mengakar kuat dalam masyarakat Cina. Terlebih lagi, biaya pendidikan, perumahan, dan perkawinan pun meningkat. Banyak keluarga menganggap bahwa memiliki banyak anak terlalu mahal.

Bagi beberapa ahli yang telah memprediksi, penurunan populasi ini terjadi lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Salah satu alasannya mungkin karena pandemi COVID-19 yang membuat keluarga enggan memiliki anak lagi. Namun efek pandemi sulit dinilai. Data tentang kematian terkait COVID-19 di Cina juga tidak dapat diandalkan.

Apa artinya bagi dunia?

Ketika lebih banyak orang hidup lebih lama - dan lebih sedikit bayi yang lahir - akan ada dua konsekuensi: jumlah tenaga kerja yang menyusut dan biaya yang meningkat untuk orang-orang di usia tua.

Pertumbuhan ekonomi Cina yang pesat merupakan hasil dari besarnya jumlah tenaga kerja bergaji murah. Dengan lebih sedikit pekerja yang tersedia dan gerakan global untuk memisahkan diri dari Cina, sejumlah perusahaan kini memindahkan produksinya ke negara lain. Hal ini jelas mengancam pertumbuhan ekonomi Cina yang saat ini sedang bertransisi dari ekonomi padat karya ke ekonomi padat pengetahuan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top