Polusi Cahaya Meningkatkan Risiko Alzheimer pada Kaum Muda
Ilustrasi
Bagi Yuko Hara, PhD, direktur Penuaan dan Pencegahan Alzheimer di Cognitive Vitality, sebuah program dari Alzheimer's Drug Discovery Foundation, analisis ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang berusia lima puluhan dan enam puluhan yang kurang tidur dari enam jam per malam memiliki risiko demensia yang jauh lebih tinggi.
"Beta-amiloid, penanda biologis untuk penyakit Alzheimer, dapat mulai terakumulasi di otak beberapa dekade sebelum timbulnya gejala," ujar Dr Hara, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Pada saat tidurlah protein beracun seperti amiloid dibuang dari otak. Dengan demikian, mungkin sangat penting bagi orang paruh baya untuk mendapatkan jumlah tidur yang cukup untuk mencegah penumpukan amiloid dan protein beracun lainnya di otak," lanjutnya.
Penulis studi menambahkan bahwa memiliki gen APOE4+, sebuah faktor yang memengaruhi penyakit Alzheimer yang muncul lebih awal, mungkin berperan dalam peningkatan kerentanan terhadap efek paparan cahaya di malam hari, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana hal ini terkait.
Claire Sexton, DPhil, yang menjabat sebagai direktur senior program ilmiah dan penjangkauan di Alzheimer's Association mengatakan, makalah baru ini hanya memperhitungkan paparan cahaya malam hari di luar ruangan, bukan di dalam ruangan, yang juga dapat menyebabkan kurang tidur. Meskipun tidak diteliti dalam makalah ini, cahaya biru dari elektronik mungkin merupakan sumber masalah utama dalam hal tidur, menurut penulis studi.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya