Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 26 Okt 2024, 14:00 WIB

Kekurangan Vitamin D Picu Risiko Autoimun pada Anak

Foto: Istimewa

Vitamin dari sinar matahari yang cukup sangat penting untuk kesehatan terutama bagi anak-anak. Di luar peran penyerapan kalsium dan penguatan tulang, para peneliti telah menemukan lebih banyak lagi tentang hubungannya dengan sistem kekebalan tubuh. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bagaimana kekurangan vitamin D pada anak kecil dapat meningkatkan risiko gangguan autoimun.

Menurut studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, kekurangan vitamin D pada anak-anak terkait dengan penuaan dini pada kelenjar timus. Timus adalah kelenjar getah bening kecil yang membuat dan melatih sel T yang sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh, mempertahankan tubuh dari infeksi dan penyakit. Meskipun sebagian besar sel vital ini diproduksi sebelum kelahiran, sisanya dihasilkan selama masa kanak-kanak, dan pada masa pubertas, individu akan mengembangkan sel T yang lengkap untuk seumur hidupnya.

"Timus yang menua menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi 'bocor'. Ini berarti timus menjadi kurang efektif dalam menyaring sel-sel kekebalan yang dapat secara keliru menyerang jaringan yang sehat, sehingga meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1," kata penulis utama studi John White, dikutip dari Medical Daily, Rabu (23/10).

Penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin D sangat penting untuk kekebalan tubuh, tetapi menurut White, temuan studi terbaru membawa kejelasan baru pada hubungan ini dan dapat mengarah pada strategi baru untuk mencegah penyakit autoimun.

Selama uji coba, para peneliti memeriksa tikus yang tidak dapat memproduksi vitamin D untuk menilai bagaimana kekurangan ini mempengaruhi kelenjar timus mereka. Mereka kemudian melakukan analisis sel dan pengurutan gen untuk memahami dampak kekurangan vitamin D pada sistem kekebalan tubuh. Para peneliti mengharapkan temuan serupa pada manusia karena timus berfungsi sama pada kedua spesies.

Berdasarkan temuan studi ini, para peneliti menyarankan agar anak-anak mendapatkan vitamin D yang cukup, baik melalui sumber-sumber alami seperti makanan yang diperkaya dan sinar matahari atau melalui suplementasi.

"Jika Anda memiliki anak kecil, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk memastikan mereka mendapatkan cukup vitamin D," kata White.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tim yang sama pada tahun 2021, yang menindaklanjuti lebih dari 10.000 anak menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D sejak dini dapat mengurangi risiko diabetes tipe 1 hingga lima kali lipat.

Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.