Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Politik, Panggilan Melayani

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Di satu sisi, ada seorang mantan jenderal dengan rekam jejak bermasalah dalam persoalan hak-hak asasi manusia yang telah memilih seorang plutokrat untuk menjadi wakilnya. Rekam jejak keduanya sudah sangat terang benderang. Keduanya memiliki persoalan dalam HAM, demagoguery, dan penggunaaan kekayaan.

Di sisi lain, kita disodori seorang presiden yang sedang berkuasa yang memiliki rekam jejak tersendiri dalam urusan hak asasi manusia (HAM). Namun, pemerintah belum merampungkan persoalan ini sebagaimana pernah dijanjikan.

Kini, petahana telah memilih wakil yang secara terang-terangan melakukan aksi demagoguery. Ini pun dilakukannya demi keamanan politik. Kalkulasi politik tampaknya menjadi agenda utama. Ketakutan akan kekalahan menciptakan kabut untuk mencari kebaikan tertinggi.

Para politikus ini tidak memberikan pilihan yang baik. Keduanya tidak memiliki baik keyakinan moral maupun tanggung jawab pribadi seperti digambarkan Weber. Mungkin mudah bagi kita untuk kemudian lari pada absentisme. Lari dari tanggung jawab untuk memilih orang yang akan menentukan nasib orang banyak, juga bukan pilihan bijak.

Untuk kita yang masih percaya pada politik sebagai sebuah panggilan mulia kemanusiaan, mungkin jalan terbaik saat ini mengerjakan apa saja yang mungkin untuk kebaikan tertinggi di lingkungan masing-masing. Sebab politik adalah panggilan pelayaan untuk kebaikan publik. Jadi, tidak sekadar mencari kekuasaan, melainkan untuk mencari keutamaan. Politik memiliki keadaban untuk selalu mementingkan bangsa, bukan ambisi kekuasaan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top