“Political Will" Atasi Perubahan Iklim Masih Lemah
REALISASI PLTS | Petugas memeriksa panel surya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (26/8). Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kuota PLTS atap untuk tahun ini hampir habis, dari kuota total 901 MW hanya tersisa sekitar 60-90 MW.
Padahal, CPO meeting yang biasanya selalu dihadiri dan menjadi agenda utama dari menteri-menteri lingkungan hidup.
Dia menuturkan waktu itu yang banyak berbicara masalah perubahan iklim hanya dari menteri lingkungan hidup, namun setiap komitmen untuk reduksi CO2, implikasi dari sisi ekonomi finansialnya sangat besar.
"Kalau para pembuat kebijakan di bidang ekonomi dan finansial tidak memahami, ya mereka hanya sebagai penonton. Di situlah muncul suatu tanggung jawab sebagai seorang menteri keuangan 'memenstreamkan' climate change di dalam pembahasan menteri-menteri keuangan," jelas Sri Mulyani.
Kemudian semenjak 2008, Presiden Bank Dunia saat itu, Robert B. Zoellick, mulai membangun tradisi apa yang disebut Bali 'breakfast' di setiap pertemuan tahunan Bank Dunia. Di situlah, perubahan iklim mulai menjadi agenda utama dalam menteri keuangan.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya