Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Plester Modern Pembakar Lemak dalam Tubuh

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Ilmuwan mengembangkan perangkat medis pembakar lemak yang ditempel di tubuh tanpa rasa sakit. Perangkat ini tidak mengganggu dan mudah digunakan.

Problem kebugaran masih menghantui kebanyakan orang di dunia. Banyak orang mengeluhkan kondisinya cepat lelah dan tidak gesit bergerak. Salah satu penyebab buruknya kesehatan seseorang adalah timbunan lemak pada tubuh.

Dalam perkembangan dunia medis dan kesehatan, sudah banyak metode yang diciptakan untuk melenyapkan timbunan lemak. Selain dengan obat-obatan, dilakukan juga terapi dengan alat khusus penggelontor lemak dalam tubuh.

Baru-baru ini, ilmuwan menciptakan metode dan alat baru yang dapat membantu mengatasi masalah timbunan lemah tanpa menggunakan operasi bedah. Metode ini menggunakan alat semacam patch.

Dari hasil uji coba di laboratorium, teknologi patch baru ini digadang akan menjadi metode baru untuk mengurangi timbunan lemak pada perut yang buncit hingga 30 persen.

Teknologi ini menggabungkan cara baru pengiriman obat-obatan, melalui patch jarum mikro dimana obat-obatan yang digunakan ini mampu mengubah jaringan lemak putih menjadi lemak coklat dan membakarnya sebagai energi.

Dari hasil riset laboratorium yang dilakukan oleh para peneliti di Nanyang Technological University (NTU) di Singapura, pendekatan inovatif yang dikembangkan para ilmuwan ini diklaim mampu mengurangi penambahan berat badan pada tikus dengan diet tinggi lemak lebih dari 30 persen selama empat minggu.

Patch baru ini menyerupai sebuah potongan kecil yang dapat ditempelkan langung ke area tubuh. Jenis patch kulit baru ini berisi ratusan jarum mikro. Masing-masing jarum berukuran jauh lebih tipis dari rambut manusia serta mengandung agonis beta-3 adrenergik reseptor agonis atau obat lain yang disebut hormon tiroid T3 triiodothyronine.

Saat patch ditekan ke kulit sekitar dua menit, jarum mikro ini akan tertanam di kulit dan di lepaskan dari patch. Patch sendiri bisa di lepaskan dari kulit.

Saat jarum turun masuk, molekul obat kemudian perlahan-lahan membaur dengan lemak putih yang menyimpan energi di bawah lapisan kulit, kemudian mengubahnya menjadi lemak coklat yang membakar kalori atau energi.

Lemak coklat ditemukan pada bayi dan membantu agar bayi tetap hangat dengan membakar kalori. Seiring bertambahnya usia manusia, jumlah lemak coklat berkurang dan diganti dengan lemak putih visceral atau lemak dalam yang disimpan sebagai cadangan dan menyelimuti organ dalam.

Diterbitkan di Jurnal Small Methods belum lama ini, pendekatan ini dapat membantu mengatasi masalah obesitas di seluruh dunia tanpa menggunakan operasi bedah atau pengobatan oral yang memerlukan dosis besar dan dapat menimbulkan efek samping yang serius.

"Dengan microneedles tertanam di kulit tikus, lemak sekitarnya mulai menjadi coklat dalam lima hari, yang membantu meningkatkan pelepasan energi tikus, yang menyebabkan penurunan lemak tubuh," kata Xu Chenjie.

Xu Chenjie merupakan rekan profesor Chen Peng, pemimpin penelitian. Keduanya berasal dari NTU Singapura. Xu sendiri selama ini memusatkan perhatian pada penelitian dalam sistem pemberian obat.

"Jumlah obat yang kami gunakan di patch jauh lebih rendah daripada yang digunakan dalam pengobatan oral atau dosis suntikan. Ini menurunkan biaya bahan obat sementara desain pelepasan lambat kami meminimalkan efek sampingnya," kata Xu.

Timbunan lemak yang diakibatkan oleh akumulasi lemak yang berlebihan merupakan faktor risiko kesehatan utama untuk berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, stroke dan diabetes tipe-2. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 1,9 miliar orang dewasa di dunia kelebihan berat badan pada tahun 2016 dengan 650 juta di antara mereka mengalami obesitas.

"Apa yang ingin kami kembangkan adalah "plester" tanpa rasa sakit yang dapat digunakan setiap orang dengan mudah, tidak mengganggu dan terjangkau," kata Prof Chen, pakar bioteknologi yang selama ini meneliti masalah obesitas.

"Yang terpenting, solusi kami bertujuan untuk menggunakan lemak tubuh seseorang untuk membakar lebih banyak energi, yang merupakan proses alami pada bayi," tambah Chen.

Di bawah bimbingan dua ilmuwan di Sekolah Teknik Kimia dan Biomedis NTU, rekan peneliti Dr Aung Than melakukan eksperimen yang menunjukkan bahwa patch tersebut dapat menekan penambahan berat badan pada tikus yang diberi makan makanan tinggi lemak dan mampu mengurangi massa lemak mereka hingga lebih dari 30 persen.

Pengujian ini dilakukan selama empat minggu. Tikus yang diobati juga memiliki kadar kolesterol darah dan asam lemak yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan tikus yang tidak diobati.

Ini mampu mengantarkan obat langsung ke tempat "tindakan" adalah alasan utama mengapa efek samping pengunaan patch ini lebih kecil daripada obat oral yang dikonsumsi langsung.

Tim memperkirakan bahwa biaya untuk prototipe patch mereka sekitar 5 dolar Singapura, yang mengandung agonis reseptor adrenergik beta-3 yang dikombinasikan dengan asam Hyaluronic, zat yang secara alami ditemukan di tubuh manusia dan umum digunakan pada produk kulit sebagai pelembab.

Agonis reseptor adrenergik beta-3 adalah obat yang disetujui oleh Federal Drug Administration of United States dan digunakan untuk mengobati kandung kemih yang terlalu aktif, sedangkan triiodothyronine T3 adalah hormon tiroid yang biasa digunakan untuk pengobatan kelenjar tiroid yang kurang aktif.

Keduanya telah ditunjukkan dalam penelitian lain mampu mengubah lemak putih menjadi cokelat, namun penggunaannya dalam mengurangi penambahan berat badan terhambat oleh efek samping dan akumulasi obat yang berpotensi serius pada jaringan yang tidak ditargetkan jika digunakan pada rute pengiriman obat konvensional, seperti melalui asupan oral

Profesor Melvin Leow dari NTU, yang tidak berafiliasi dengan penelitian ini, mengatakan bahwa menarik untuk dapat mengatasi obesitas melalui kecoklatan lemak putih, dan hasilnya menjanjikan.

"Data ini harus didorong ke studi Klinis Tahap I pada manusia dengan harapan patch microneedle ini dapat dikembangkan menjadi modalitas efektifitas yang tetap untuk pencegahan atau pengobatan obesitas dalam waktu dekat, " tambah Assoc Prof Leow yang juga seorang endokrinologi.

Sejak diterbitkannya makalah tersebut, tim riset ini telah menerima banyak tawaran dari perusahaan bioteknologi dan mencari rekan ilmuwan dokter untuk melanjutkan penelitian mereka. nik/berbagai sumber/E-6

Komentar

Komentar
()

Top