Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pilpres Antiklimaks

A   A   A   Pengaturan Font

Lazimnya sebagai sebuah kontestasi politik, publik ingin mendapatkan kejutan menjelang hari pencoblosan pemilihan presiden (pilpres) 2019. Tapi momen itu menjadi sirna saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan membatalkan penyampaian visi dan misi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) . Gairah dan antusias publik menyambut pesta demokrasi lima tahunan itu semakin memudar setelah KPU menyatakan bahwa daftar pertanyaan debat capres-cawapres akan dikirim sepekan sebelum debat. Debat pertama akan diselenggarakan 17 Januari 2019, dan daftar pertanyaan paling lambat sampai ke tangan pasangan calon 10 Januari 2019.

Kita menghormati keputusan KPU bersama tim sukses (timses) pasangan capres-cawapres itu. Namun, kekecewaan publik atas pilihan politik KPU bersama timses itu juga tidak layak untuk diabaikan. Dalam sistem demokrasi di mana rakyat memegang kedaulatan tertinggi, sesumir dan sesumbang apa pun suara rakyat tetap harus didengarkan. Publik berharap dan ingin melihat debat capres-cawapes itu sebagai ajang adu gagasan, tarung ide, serta perang strategi.

Tetapi, semua itu kini menjadi antiklimaks. Akal sehat publik belum bisa menerima alasan-alasan yang dikemukakan KPU, termasuk alasan tidak ingin ada capres-cawapres yang dipermalukan dalam debat capres itu nanti. Logika publik adalah bila tidak ingin dipermalukan maka capres-cawapres itu harus mempersiapkan diri secara matang menjelang debat. Apalagi ini adalah ajang mencari pemimpin nasional.

Publik mengkritik kebijakan KPU yang memberikan daftar pertanyaan kepada masing-masing pasangan capres dan cawapres sepekan sebelum debat. Kebijakan KPU tersebut tidak mengakomodasi tujuan debat yang sesungguhnya, yakni sebagai sarana bagi publik untuk mengetahui kemampuan pasangan capres dan cawapresnya dalam menjawab permasalahan secara langsung.

Jika KPU memberikanatau "membocorkan" kisi-kisi pertanyaan yang akan diajukan dalam debat, itu artinya penyelenggara pemilu memberikan ruang kepada tim sukses masing-masing pasangan calon untuk menyiapkan jawaban. Maka, jawaban yang muncul saat debat adalah yang sudah dirapatkan oleh tim sukses, bukan jawaban spontanitas dari pasangan capres-cawapres. Padahal yang mau diuji itu adalah capres-cawapres yang bersangkutan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top