Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Semoga 2022 Menjadi Tahun Berakhirnya Pandemi

Foto : ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc

Patung Selamat Datang saat penerapan Crowd Free Night pada malam pergantian tahun di kawasan Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (31/12/2021). Polda Metro Jaya menerapkan aturan Crawd Free Night saat malam pergantian tahun di 11 lokasi di Jakarta untuk mencegah adanya kerumunan di masa pandemi COVID-19.

A   A   A   Pengaturan Font

Semoga saja di 2022 ­penyebaran obat Covid-19 ini tidak seperti penyebaran vaksin di masa-masa awal, tidak merata, tiap-tiap negara mementingkan nasionalismenya, enggan me­ngirimnya ke negara-negara lain yang lebih membutuhkan.

Kita baru saja meninggalkan Tahun 2021 dengan berbagai suka dan duka. Tahun di mana kita semua telah divaksin untuk menjaga kekebalan dari serangan virus Covid-19 yang dalam dua tahun terakhir sangat merepotkan penduduk dunia. Hingga saat ini, kasus Covid-19 telah menyerang 289 juta penduduk dunia dan 5,44 juta di antaranya meninggal dunia.

Hingga saat ini sudah lebih dari 8,5 miliar dosis disuntikkan kepada manusia-manusia seluruh dunia sehingga jutaan nyawa terselamatkan. Namun dengan sebegitu banyak dosis vaksin yang sudah disuntikkan, seharusnya pandemi bisa lebih cepat dijinakkan. Faktanya tidak, karena tahun lalu vaksin tidak disebarkan merata ke seluruh penduduk Bumi tanpa membedakan negara kaya dan negara miskin.

Bayangkan, tatkala negara-negara kaya sudah memvaksinasi penduduknya lengkap dengan dua dosis vaksin, bahkan dosis ketiga, di negara-negara miskin dan berkembang hanya 5 persen saja penduduk mereka yang sudah divaksin. Dan sejak vaksin pertama disuntikkan, dunia dijangkiti penyakit nasionalisme vaksin yang akut sampai beberapa negara menimbun stok vaksin demi kepentingannya sendiri saat yang lain kesulitan mendapatkannya. Belum lagi adanya penolakan vaksinasi baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang.

Makanya tidak mengherankan jika jumlah kasus baru Covid-19 terus membengkak. Di Amerika Serikat, pada 29 Desember lalu, penambahan kasus baru yang dipicu Omicron mendekati 500 ribu. Dan dalam seminggu penambahan rata-rata sebanyak 301.475 kasus. Sungguh berita yang kurang menyenangkan di saat kita melangkah memasuki tahun 2022.

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) memperingatkan bahwa Covid varian Delta dan Omicron dapat menjadi ancaman kembar yang mendorong lonjakan kasus ke rekor tertinggi. Ancaman kembar ini dapat menimbulkan 'tsunami' yang menyebabkan tekanan pada sistem kesehatan akibat lonjakan rawat inap dan kematian.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Koran Jakarta
Penulis : Koran Jakarta

Komentar

Komentar
()

Top