Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pilkada Bebas Ambisi Pribadi

Foto : Istimewa

Pakar Komunikasi Politik Dr. Benny Susetyo.

A   A   A   Pengaturan Font

Praktik politik uang ini merusak esensi demokrasi, karena pemimpin yang terpilih bukanlah yang didukung karena integritas dan kompetensinya, melainkan karena mereka berhasil "membeli" dukungan. Dalam jangka panjang, politik uang membebani masyarakat, karena pemimpin yang terpilih cenderung lebih sibuk mengembalikan "investasi politiknya" daripada fokus pada pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Jika ingin Pilkada menghasilkan pemimpin yang berkualitas, perlawanan terhadap kartel politik dan politik uang adalah mutlak. Meningkatkan kesadaran politik masyarakat menjadi langkah awal yang sangat penting. Masyarakat harus dipahamkan tentang pentingnya memilih pemimpin yang berintegritas dan kompeten, bukan karena janji-janji atau uang.

Selain itu, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku politik uang harus menjadi prioritas. Pemimpin yang terlibat dalam politik uang harus dilarang terlibat dalam proses politik, dan masyarakat harus didorong untuk tidak menjual suara mereka. Hanya dengan pendekatan yang sistematis ini, kita dapat menciptakan budaya politik yang bersih dan sehat.

Namun, perlawanan terhadap politik uang tidak cukup hanya berfokus pada masyarakat. Reformasi internal di tubuh partai politik juga sangat mendesak. Partai harus mengubah mekanisme seleksi calon dengan basis meritokrasi, bukan kedekatan politik atau kekuatan finansial. Tanpa reformasi ini, partai politik akan terus menjadi agen yang memperkuat korupsi dan politik transaksional, dan harapan akan munculnya pemimpin yang berintegritas akan semakin jauh.

Lebih dari itu, pendidikan juga memiliki peran fundamental dalam menciptakan pemimpin berkualitas. Ironisnya, banyak lulusan yang memperoleh beasiswa untuk belajar di luar negeri justru kembali ke Indonesia dengan ambisi pribadi yang lebih besar daripada komitmen untuk memajukan negara. Pendidikan yang seharusnya menjadi fondasi untuk membentuk pemimpin berwawasan luas dan inovatif, sering kali malah melahirkan individu yang hanya mengejar kekuasaan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top