Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Perubahan Iklim Membuat Orang Lebih Mudah Marah Secara "Online"

Foto : Istimewa

Seorang petugas pemadam kebakaran berdiri di depan api pada kebakaran malam di Saumos dekat Bordeaux, Prancis barat daya, pada Senin (12/9).

A   A   A   Pengaturan Font

POTSDAM - Perubahan iklim dilaporkan dapat membuat orang lebih mudah marah secara online. Para peneliti di Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim menemukan komentar kebencian melonjak di media sosial ketika suhu naik di atas 30 derajat Celcius (86 Fahrenheit).

"Ini adalah indikator seberapa baik orang dapat beradaptasi dengan suhu tinggi," kata Annika Stechemesser, penulis utama studi yang diterbitkan di The Lancet Planetary Health awal bulan ini.

"Jika suhu menjadi terlalu panas atau terlalu dingin, kami menemukan bahwa ada peningkatan ujaran kebencian online, terlepas dari perbedaan sosial ekonomi, agama, atau keyakinan politik," ujarnya.

Pemanasan global rata-rata sekitar 1,1°Celcius sejak masa pra-industri telah melepaskan segala macam peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia. Musim panas ini, kekeringan dan serangkaian gelombang panas melanda Eropa, Tiongkok, dan AS. Menurut penelitian itu, bagi manusia, panas dikaitkan dengan rawat inap psikiatri, peningkatan angka bunuh diri dan lebih banyak kekerasan dalam rumah tangga.

Seperti dikutip dari bangkokpost, menurut Dewan Hubungan Luar Negeri, sebuah wadah pemikir yang berbasis di New York, unggahan-unggahan tersebut telah menyebabkan lebih banyak kekerasan terhadap minoritas, termasuk penembakan massal, hukuman mati tanpa pengadilan, dan pembersihan etnis.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top