Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Krisis Iklim I Dari 2011-2020 Kenaikan Bencana Iklim di Indonesia Meningkat 67 Persen

Perubahan Iklim Berpotensi Rugikan Ekonomi RI Rp544 Triliun

Foto : ISTIMEWA

Direktur Eksekutif Institute for Es­sential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, mengatakan, sejak 2011 hingga 2020, jumlah kenaikan bencana iklim di Indonesia meningkat 67 persen. Ben­cana iklim diperkirakan akan terus me­ningkat. Pada periode yang sama, emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia juga meningkat sekitar 15 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

Pengamat iklim dari Universitas Brawijaya, Malang, Adi Susilo, mengatakan ancaman paling nyata dari dampak climate change ini adalah ketersediaan pangan yang produksinya sangat bergantung pada cuaca.

Mengatasinya, petani perlu penyesuaian, tapi ini tidak mudah. Selain itu, dengan perang Russia-Ukraina yang terjadi sekarang, pasokan dan harga pangan sudah terganggu, dan tidak tahu apakah masih ada perang lain di masa depan.

Bisa dibayangkan jika ini masih ditambah dengan banjir atau kekeringan. Bukan tidak mungkin akan terjadi bencana kelaparan. Maka bencana iklim rentetannya panjang, terutama ekonomi, juga sosial politik, budaya, dan lainnya.

"Pemerintah harus antisipasi ini dengan menekan emisi karbon. Selain itu, pemerintah juga harus menagih komitmen negara-negara maju untuk mendukung peralihan energi bersih. Karena jangan sampai kita kena getah bencananya, sementara industri di luar yang menikmati keuntungan," tutur Adi Susilo

Sementara itu, Koordinator OC Komite Nasional Pertanian Keluarga (KNPK), Ika Khrisnayanti, mengatakan bahwa upaya-upaya untuk menanggapi dampak perubahan iklim adalah dengan melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Di pertanian, adaptasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan kembali ke pertanian agroekologis atau pertanian organik atau pertanian alami (natural farming).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top