Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pertaruhan Reputasi Mourinho di Final Liga Eropa

Foto : Alberto PIZZOLI / AF

Roma Menghadapi Sevilla di Final Liga Eropa I Pelatih AS Roma, Jose Mourinho (kiri) memberikan instruksi kepada pemain AS Roma, Georginio Wijnaldum saat pertandingan leg pertama babak 16 besar Liga Eropa UEFA antara AS Roma melawan Real Sociedad, beberapa waktu lalu di Stadion Olimpico, Roma. Mourinho akan mempertaruhkan reputasinya di kompetisi Eropanya ketika Roma menghadapi Sevilla di final Liga Eropa, Kamis (1/6) dini hari WIB.

A   A   A   Pengaturan Font

MILAN - Jose Mourinho akan mempertaruhkan reputasinya di kompetisi Eropanya ketika Roma menghadapi Sevilla di final Liga Eropa, Kamis (1/6) dini hari WIB. Pelatih berusia 60 tahun itu tidak pernah kalah di final kompetisi Eropa sepanjang kariernya. Mourinho mencatatkan lima kemenangan dalam lima laga final selama dua dekade terakhir.

Catatan itu menjadikannya sebagai pelatih pertama yang mencapai final kompetisi UEFA dengan empat klub berbeda. Mourinho memperkenalkan dirinya di panggung besar tahun 2003. Saat itu, dia membawa Porto ke final Piala UEFA (pendahulu Liga Europa). Tahun berikutnya dia merebut gelar pertama dari dua kemenangan di Liga Champions.

Kini 20 tahun kemudian, dia siap untuk menambah jumlah trofinya di level Eropa menjadi enam dengan menukangi Roma, yang meraih kesuksesan di Liga Konferensi Eropa tahun lalu. Klub asal Ibu Kota Italia telah menjadi tempat yang menyenangkan bagi Mourinho yang kariernya meredup dan tampak akan berakhir setelah capaian yang tidak memuaskan di Tottenham Hotspur.

"Pelatih yang lebih baik, orang yang lebih baik, DNA yang sama. DNA adalah motivasi, kebahagiaan. Hasrat untuk momen besar. Inilah perasaan yang saya coba sampaikan kepada para pemain," ujar Mourinho pekan lalu. "Saya pikir bisa menjadi lebih baik dan lebih baik dengan pengalaman. Otak akan menjadi lebih tajam dengan akumulasi pengetahuan seiring berjalannya waktu," sambungnya.

Dia pikir akan berhenti ketika kehilangan motivasi. Untung motivasi tumbuh setiap hari. Dia lebih baik sekarang. Mourinho telah menjadi pahlawan bagi para pendukung Roma setelah memenangkan trofi besar Eropa pertama untuk klub itu musim lalu. Sukses tersebut membuat pelatih veteran asal Portugal itu menangis.

Hubungan emosional yang mendalam telah berkembang antara pelatih dan pendukung Roma. Pendukung Roma telah menunggu sejak 2008 untuk melihat tim mereka mengangkat trofi. Itu mengingatkan pada hubungan hangatnya yang singkat dan penuh gairah dengan Inter Milan. Selama 13 tahun lalu Mourinho membawa Inter memenangkan treble winners Serie A, Liga Champions, dan Coppa Italia.

"Itu karena saya memberikan segalanya. Orang-orang tidak bodoh. Dalam kasus Roma, saya pikir ini di atas kemenangan atau final Eropa. Saya pikir mereka merasa seperti mengenakan kostum Roma dan berjuang untuk mereka setiap hari," ucap Mourinho.

Mungkin orang berpikir dia tidak bisa mencintai setiap klub. Ya, dia mencintai setiap klub. Mourinho mencintai setiap klub karena juga merasakan sebaliknya. Mereka juga mencintainya. Jadi dengan Roma, suatu hari nanti akan sulit tetapi akan melakukannya, terhubung selamanya.

Dybala Diragukan

Roma menatap laga kontra Sevilla dalam performa goyah dan dihantam oleh masalah cedera yang menemani mereka sepanjang musim. Satu-satunya laga yang dimenangkan tim asuhan Mourinho dalam 10 pertandingan terakhir adalah saat menjamu Feyenoord dan Bayer Leverkusen di perempat final dan semifinal. Dua kemenangan itu membawa mereka ke final Liga Europa di Budapest tengah pekan ini.

Roma hampir pasti tidak akan diperkuat Paulo Dybala, yang mengalami masalah pergelangan kaki. Dia mengalami cedera karena tekel pemain Atalanta, Jose Palomino, sebulan lalu. "Saya rasa tidak, sejujurnya," ujar Mourinho ketika ditanya apakah ada kemungkinan Dybala bisa menjadi starter.

"Namun, jika berbicara jujur, saya berharap dia bisa berada di bangku cadangan. Jika Paulo bisa berada di bangku cadangan dan memberi saya 15 menit, saya akan senang," sambungnya. Masa depan Mourinho di luar musim ini sangat diragukan karena laga final Liga Eropa kemungkinan akan menjadi pertandingan terakhirnya di Roma.

Kepergiannya setelah dua tahun dan trofi Eropa akan mencerminkan dia meninggalkan Inter tahun 2010. Saat itu, dia pindah ke Real Madrid setelah mengangkat trofi Liga Champions di Madrid. "Satu-satunya yang saya fokuskan adalah final. Saya tidak memikirkan masa depan atau apa pun. Segala sesuatu yang lain menjadi nomor dua ketika akan berlaga di final. Saya tidak memikirkan diri sendiri. Saya memikirkan para pemain dan suporter," ujarnya. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top