Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transisi Energi | RI Bisa Tingkatkan Kapasitas PLTS hingga Tiga Kali Lipat pada 2030

Perkuat Kebijakan Dukung Investasi EBT

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Penerbitan rencana penutupan dini PLTU batu bara penting untuk menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia mengembangkan EBT sehingga investor tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

JAKARTA - Pemerintah perlu memberikan dukungan kuat bagi investasi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Dukungan tersebut dimaksudkan untuk mendorong transisi energi.

Berdasarkan laporan terbaru Ernst & Young (EY), banyak investor energi tertarik pada pasar Indonesia. Namun, mereka mengeluhkan kurang banyaknya proyek-proyek yang layak untuk diinvestasikan karena ada hambatan kebijakan dan proses perizinan.

"Bila hambatan struktural dari sisi kebijakan sudah ditangani dan lebih banyak proyek energi terbarukan dijalankan di Indonesia maka akan terlihat semakin jelas bahwa harga pembangkitan listrik dari energi terbarukan lebih kompetitif dari bahan bakar fosil," kata Energy Transition and Climate Partner EY Singapura, Gilles Pascual, dalam keterangan di Jakarta, Rabu (13/12).

Untuk meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi, Gilles menekankan pentingnya pembuat kebijakan untuk menerbitkan rencana penutupan dini PLTU batu bara. Langkah tersebut dinilai krusial untuk menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan agar investor tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

Gilles menyebut pemangku kebijakan dan PT PLN (Persero) juga perlu mempertimbangkan kajian dan publikasi lokasi dan titik koneksi jaringan prioritas yang akan dijadikan fokus pengembangan energi terbarukan. Langkah ini akan membantu pengembang untuk fokus menggarap wilayah tersebut dan menawarkan harga listrik yang lebih kompetitif.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top