
Peritel AS Peringatkan Kenaikan Harga di Tengah Ketidakpastian Tarif
Seorang perempuan berbelanja di Chicago, beberapa waktu lalu. Peretail terbesar AS, Target Corporation memperingatkan soal kenaikan harga produk setelah Presiden AS, Donald Trump mulai memberlakukan tarif 25 persen terhadap barang impor.
Foto: afp/ KAMIL KRZACZYNSKILos Angeles - Target Corporation, salah satu peretail terbesar di Amerika Serikat (AS), memperingatkan soal kenaikan harga produk setelah Presiden AS Donald Trump mulai memberlakukan tarif 25 persen terhadap barang impor dari Meksiko dan Kanada pada Selasa (4/3).
Target pada Selasa (4/3) merilis laporan keuangannya untuk kuartal keempat (Q4) 2024 dan tahun 2024 secara keseluruhan. Perusahaan itu mengatakan total penjualan komparabelnya naik 1,5 persen pada Q4, mencerminkan penurunan penjualan toko komparabel sebesar 0,5 persen dan kenaikan penjualan digital komparabel sebesar 8,7 persen.
Seperti dikutip dari Antara, CEO Target Brian Cornell mengatakan bahwa para pembeli kemungkinan akan merasakan kenaikan harga barang dalam beberapa hari mendatang sebagai dampak dari tarif Trump terhadap impor Meksiko.
Dalam wawancara tersebut, Cornell mengatakan Target sangat bergantung pada produk Meksiko selama bulan-bulan musim dingin, dan tarif tersebut dapat memaksa perusahaan itu untuk menaikkan harga buah dan sayuran paling cepat pekan ini.
Menurut Cornell, harga sejumlah produk seperti stroberi, alpukat, dan pisang kemungkinan akan naik.
Target pada Selasa merilis laporan keuangannya untuk kuartal keempat (Q4) 2024 dan tahun 2024 secara keseluruhan. Perusahaan itu mengatakan total penjualan komparabelnya naik 1,5 persen pada Q4, mencerminkan penurunan penjualan toko komparabel sebesar 0,5 persen dan kenaikan penjualan digital komparabel sebesar 8,7 persen.
Penjualan bersih selama setahun penuh turun 0,8 persen menjadi 106,6 miliar dollar AS (1 dollar AS = 16.443 rupiah) dari 107,4 miliar dollar AS tahun lalu, sementara pendapatan operasional selama setahun penuh yang berjumlah 5,6 miliar dollar AS pada 2024 menunjukkan penurunan 2,5 persen dari 5,7 miliar dollar AS tahun lalu, menurut perusahaan itu
"Di tengah ketidakpastian konsumen yang sedang berlangsung dan penurunan tipis dalam penjualan bersih pada Februari, yang dikombinasikan dengan ketidakpastian tarif dan perkiraan terkait kemunculan biaya-biaya tertentu pada tahun fiskal ini, perusahaan mengantisipasi adanya tekanan laba tahunan (year on year/yoy) yang signifikan pada kuartal pertama (Q1) dibandingkan dengan sisa tahun ini," kata perusahaan itu dalam pernyataan pers.
"Selama Februari, kami mencatat rekor kinerja di sekitar Hari Valentine. Namun, performa terbaik kami untuk bulan itu lemah, karena cuaca dingin yang tidak biasa di seluruh AS memengaruhi penjualan pakaian jadi, dan menurunnya kepercayaan konsumen berdampak terhadap berbagai macam produk discretionary kami secara keseluruhan," imbuh CFO Target Jim Lee dalam pernyataan pers itu.
Target, yang berkantor pusat di Minneapolis, Minnesota, memiliki hampir 2.000 gerai di berbagai area tempat tinggal dan komunitas di AS.
Berita Trending
- 1 Soal Penutupan TPA Open Dumping, Menteri LH: Ada Tahapan Sebelum Ditutup Total
- 2 RI-Jepang Perluas Kerja Sama di Bidang “Startup” dan EBT
- 3 Jadwal Liga 1 Indonesia Pekan ke-26: Jamu Persik, Persib Berpeluang Jaga Jarak dari Dewa United
- 4 Rekrutmen Taruna TNI 2025 Sudah Dibuka, Ini Link Pendaftaran dan Syaratnya
- 5 Pemerintah Kota Banjarmasin-Kemenkum Perkuat Sinergi Layanan Kekayaan Intelektual
Berita Terkini
-
MenPAN RB: Jadwal Pengangkatan CPNS Disesuaikan Jadi Oktober 2025
-
Tangani Banjir Bekasi, Menteri PKP Koordinasi dengan BNPB dan Pemkot
-
Badai Siklon Alfred Hantam Australia Timur
-
Mantan Mendag Tom Lembong Jalani Sidang Perdana Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula
-
Barcelona Tampil Luar Biasa Bungkam Benfica 1-0