Perempuan Kurang Terwakili di Startup Indonesia, Apa Masalahnya?
Perempuan masih dipandang sebelah mata dalam sektor teknologi.
Bias spesifik/stereotip gender. Salah satu manajer bidang sumber daya manusia yang menjadi responden dalam penelitian ini mengatakan beberapa posisi masih dilihat sebagai pekerjaan laki-laki dan dianggap tidak cocok untuk perempuan. Sekalipun pada akhirnya mereka berhasil membuktikan dengan menempatkan perempuan di posisi penting seperti manajer operasional dan programmer, prosesnya membutuhkan perubahan mindset dalam organisasi yang tak mudah dilakukan.
Potensi keuntungan ketika memiliki tim majemuk gender
Startup yang telah memiliki tim yang beragam gender mengakui beberapa benefit yang mereka dapatkan antara lain:
-
Balanced thinking atau pemikiran berimbang. Keberagaman gender dapat meningkatkan keseimbangan berpikir dalam tim. Sebab, ada perbedaan perspektif yang biasanya dimiliki oleh laki-laki dan perempuan yang terkadang bahkan saling bertolak belakang.
Baca Juga :Bintang Ingin Perempuan Berdaya Secara Ekonomi
Sebagai ilustrasi, beberapa responden penelitian melaporkan bahwa laki-laki cenderung berani mengambil risiko sementara perempuan memiliki kecenderungan untuk menghindari resiko. Dalam proses kerja, laki-laki memiliki tendensi untuk berpikir secara rasional dan berorientasi hasil, sementara perempuan lebih cenderung mengedepankan empati dan berorientasi pada proses membangun relasi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya