Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pusat Alam Semesta

Perdebatan Teori Pusat Alam Semesta pada Abad Pertengahan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Diperlengkapi dengan data dari alat sederhana, Copernicus mulai mengerjakan dokumen kontroversial yang menyatakan bahwa Bumi dan manusia di dalamnya bukanlah pusat alam semesta. Pandangan Copernicus telah dikenal di kalangan terpelajar meski bukunya belum diterbitkan.

Reformator besar Martin Luther mengkritiknya, karena Bumi yang bergerak dan matahari yang tidak bergerak akan bertentangan dengan bagian-bagian tertentu dalam Alkitab.

Teolog Lutheran Andreas Osiander, yang telah mengoreksi bukti-bukti De Revolutionibus, menyediakan buku itu dengan kata pengantar di tangannya sendiri. Di dalamnya ia menekankan bahwa teori heliosentris belum tentu benar, tetapi berguna sebagai konstruksi matematis untuk menghitung posisi planet.

Copernicus tentu tidak setuju dengan pandangan mereka, hal ini ini terlihat dari isi De Revolutionibus. Namun dia sudah sakit parah saat itu dan meninggal tak lama setelah bukunya diterbitkan. Namun apa yang dikemukakan Copernicus membuat pada ilmuwan ilmuwan Eropa berani mempertanyakan pengetahuan kuno dari geosentris.

Dalam dekade-dekade berikutnya, orang semakin jarang menganggap kebenaran absolut dari tulisan-tulisan kuno dan semakin banyak orang mulai melakukan lebih banyak penelitian sendiri, dengan mengamati, mengukur, dan bereksperimen. Ini juga dikenal sebagai empirisme, aliran filsafat yang mengatakan bahwa indera manusia adalah sumber pengetahuan. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top