Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pusat Alam Semesta

Perdebatan Teori Pusat Alam Semesta pada Abad Pertengahan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebenarnya Copernicus bukanlah orang yang pertama yang menyimpulkan bahwa Bumi berputar mengitari Matahari. Astronom Yunani Aristarkhus dari Samos telah mengemukakan teori ini pada abad ketiga sebelum Masehi. Para pengikut Pythagoras telah mengajarkan bahwa Bumi serta Matahari bergerak mengitari suatu api pusat.

Akan tetapi, Ptolemeus menulis bahwa jika Bumi bergerak, binatang dan benda lainnya akan bergelantungan di udara, dan Bumi akan jatuh dari langit dengan sangat cepat. Ia menambahkan, sekadar memikirkan hal-hal itu saja terlihat konyol.

Ptolemeus mendukung gagasan Aristoteles bahwa Bumi tidak bergerak di pusat alam semesta dan dikelilingi oleh serangkaian bola bening yang saling bertumpukan, dan bola-bola itu tertancap Matahari, planet-planet, dan bintang-bintang. Ia menganggap bahwa pergerakan bola-bola bening inilah yang menggerakan planet dan bintang.

Namun, kelemahan teori Ptolemeus itulah yang mendorong Copernicus untuk mencari penjelasan alternatif atas pergerakan yang aneh dari planet-planet. Untuk menopang teorinya, Copernicus merekonstruksi peralatan yang digunakan oleh para astronom zaman dahulu.

Walaupun sederhana dibandingkan dengan standar modern, peralatan ini memungkinkan dia menghitung jarak relatif antara planet-planet dan Matahari. Selama bertahun-tahun, ia berupaya menentukan secara persis tanggal-tanggal manakala para pendahulunya telah membuat beberapa pengamatan penting di bidang astronomi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top