Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Agenda Lembaga I Petakan Daerah dengan Tingkat Kekerdilan Tinggi

Percepat Penurunan "Stunting"

Foto : Antara

Wakil Presiden Ma’ruf Amin

A   A   A   Pengaturan Font

Penanganan stunting berbagai daerah dapat menggunakan kearifan lokal dengan memanfaatkan sumber gizi setempat. NTT menggunakan daun kelor sebagai tambahan gizi anak.

JAKARTA - Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diminta untuk mempercepat target penurunan angka kekerdilan anak atau stunting. Permintaan ini disampaikan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin, di Jakarta, Rabu (1/12).


Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, mengatakan harapan Wapres itu disampaikan kepada Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo dalam pertemuan di Istana Wapres. "Wapres memerintahkan BKKBN untuk melakukan langkah-langkah percepatan penanganan stunting," ujarnya.

Adapun target penurunan 14 persen harus selesai dalam 2,5 tahun atau tahun 2024. Wapres juga mengimbau BKKBN untuk lebih intensif berkoordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga nonkementerian (K/L) terkait serta pemerintah daerah (pemda) untuk menurunkan angka stunting.

Selain itu, Wapres juga minta agar dilakukan konvergensi program antara K/L dan kabupaten dan kota. Kalau bisa terkoordinasi dengan baik sebab itu kunci keberhasilan. Ini menjadi syarat utama yang diharapkan Wapres.

Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia mencapai 14 persen pada 2024. Hal itu merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs).

Wapres mengatakan, pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan harus dicapai secara inklusif dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. "Pada prinsipnya, kita harus terus memastikan SDGs dicapai dengan upaya inklusif, no one left behind, sehingga tidak ada satu pun orang, wilayah, ataupun negara yang tertinggal," ujar Wapres.

Peta Daerah
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top